Sonora.ID - Berikut adalah kisah kesuksesan Sandi Octa Susila, seorang lulusan S2 yang banting setir menjadi petani dan kini berhasil menghasilkan Rp 500 juta sebulan.
Sandi Octa Susila, pemuda asal Cianjur, Jawa Barat, betul-betul memantapkan langkahnya untuk menekuni dunia pertanian.
Di usianya yang baru menginjak 27 tahun, Sandi telah menggerakkan 373 petani, menggarap 120 hektare lahan sayuran dan berafiliasi dengan PTPN, juga mengelola beberapa lahan swasta dan pribadi dengan membawahi 50 karyawan. Tak hanya itu, ia juga telah menyandang gelar S2 dari IPB.
Adapun petualangan Sandi di dunia pertanian dimulai sejak ia masih duduk sebagai mahasiswa semester 5 S1 di IPB. Dulu, melihat banyak hasil panen ayahnya dan para petani di desa, Sandi terpikir untuk menggunakan platform online untuk memperjualbelikannya.
Dari situ, Sandi lantas mulai menjual wortel, kentang, beras, daun bawang, dan banyak hasil pertanian lain secara online. Klien pertamanya adalah sebuah restoran cepat saji yang memberinya omzet Rp 3 juta per dua minggu. Untuk ukuran mahasiswa seperti Sandi, jumlah itu tentu lumayan.
Seiring berjalannya waktu, berkembangnya usaha itu mengharuskan Sandi dan ayahnya menekuni dua usaha yang berbeda. Ketika Sandi menggeluti bisnis horeka (hotel, restoran, dan katering), ayahnya mengambil jalur untuk menjadi retail sayur.
Meski begitu, bisnis Sandi pun tak selancar dugaan orang. Ia pernah menjadi korban penipuan dan mengalami depresi berat. Namun, berkat dukungan keluarga dan orang terdekat, ia akhirnya bisa bangkit dan kembali mengembangkan usahanya.
Dan benar, berselang empat tahun setelah itu, kesuksesan benar-benar menghampiri Sandi. Produksi sayur-mayur yang ia kembangkan berhasil memasok 25 hotel di Jawa Barat dan beberapa retail di Jakarta.
Kesuksesan pun tak hanya dirasakan Sandi sendiri. Meski telah mapan sebagai pebisnis pertanian dalam partai besar, Sandi tetap membagikan ilmunya kepada orang lain. Ia membina Pusat Pelatihan Pertanian dan Pedesaan Swadaya (P4S) yang terbuka bagi siapa saja yang hendak mulai menggeluti pertanian.