Sonora.ID - Salah satu subsidi yang diberikan oleh pemerintah adalah gas LPG 3 kg yang hanya diperuntukan bagi kalangan tertentu, meski demikian saat ini pemerintah tengah mengemas rencana akan membagikan kompor listrik.
Langkah ini digunakan sebagai implementasi dari program konversi kompor yang menggunakan LPG 3 kg ke kompor listrik atau kompor induksi.
Dikutip dari Kompas.com, pemerintah memastikan akan memberikan paket kompor listrik dengan jumlah penerima adalah 300.000 orang, dengan harga kompor listrik tersebut adalah Rp 1,8 juta.
Sekjen Kementerian ESDM, Rida Mulyana menegaskan bahwa sasaran atau penerima paket kompor listrik ini adalah masyarakat yang terdaftar di Data Terpadu Kesejahteraan Sosial atau DTKS.
Disebut paket karena di dalamnya terdapat 1 kompor listrik 2 tungku, 1 alat masak, dan 1 miniature circuit breaker atau MCB.
“Rencananya tahun ini 300.000 penerima. Jadi, satu rumah itu dikasih satu paket, kompornya sendiri, alat masaknya sendiri, dana dayanya dinaikin,” ungkapnya memaparkan.
Apakah hal ini akan menguntungkan masyarakat?
Baca Juga: Pemprov Jabar Bagikan 53 Ribu Kompor Induksi Gratis pada Warga
Kompor listrik terbilang lebih mahal atau lebih murah?
Menjawab pertanyaan tersebut, Direktur Eksekutif for Essential Service Reform (IESR), Fabby Tumiwa menegaskan bahwa setidaknya ada beberapa manfaat jika program ini dijalankan dengan benar, misalnya dengan mempertimbangkan daya listrik masyarakat kecil.
Pasalnya, penerapan konversi kompor gas ke kompor listrik ini harus dibarengi dengan pengkonversian daya listrik masyarakat miskin dengan benar.
Tujuannya, agar masyarakat tidak terbebani dengan biaya pembayaran listrik untuk menggunakan kompor listrik.
“Ya kalau tarif listriknya sama dengan tarif listrik pelanggan PLN yang biasa, ya enggak ada penghematan dari sisi biaya bagi pengguna kompor induksi. Bisa lebih rendah itu karena ada tarif listriknya, kan yang elpiji disubsidi, kita bandingkannya begitu,” jelasnya tegas.
Baca Juga: Gubernur Jatim Pastikan Stok BBM dan Elpiji 3kg Cukup