Sonora.ID - Pernah enggak, sih, kamu punya baju seabrek di lemari, tapi pas mau pergi bingung mau pakai baju yang mana?
Alhasil rencana pergi jadi molor berjam-jam atau malah tidak jadi. Kalau dalam konsep minimalism, hal seperti itu tidak bakalan kejadian.
Hal ini dikarenakan baju telah disortir dan dipilih yang paling benar-benar layak dan sering dipakai. Intinya, minimalism lebih menekankan kepada kebutuhan daripada keinginan.
Cobalah untuk perhatikan sekelilingmu. Apakah semua barang-barang yang kamu punya memiliki value atau justru tak diperlukan?
Baca Juga: Pertahankan Kesan Minimalis dengan Tanaman Hias Indoor, Bikin Rumah Semakin Homey!
Kalau barang itu masih berharga dan bisa bermanfaat untukmu, pertahankan. Tapi kalau barang itu udah tidak ada manfaatnya, lebih baik diberikan pada orang lain atau dibuang.
Istilah minimalis diciptakan tahun 1950-an oleh seniman barat sebagai tanggapan dari kapitalisasi dunia seni yang berlebihan.
Kalau menurut Fumio Sasaki dalam bukunya Goodbye Things, hidup minimalis ala orang Jepang adalah tentang seseorang yang benar-benar mengerti apa yang penting bagi dirinya sendiri dan mempertahankannya.
Bila ditarik sebuah kesimpulan, minimalis adalah sebuah pola pikir untuk dapat bijak dalam mengontrol terhadap apapun dalam hidup.
Dalam minimalis, kamu memang dituntut untuk tegas dah tahu tentang kemauanmu, kalau masih maju-mundur, tetep saja kamar bakalan nimbun barang-barang tidak jelas dan pikiran semakin kacau.