Find Us On Social Media :
Penjual Jamu ()

Kisah Penjual Jamu Turun Temurun Asal Karanganyar

Agnes Tasya - Minggu, 2 Oktober 2022 | 18:30 WIB

Karanganyar-Sonora.ID - Tidak ada kata menyerah dalam mengais rejeki demi sesuap nasi.

Hal itulah yang diterapkan dalam benak Tatik (44), warga Desa Keron, Kecamatan Jatipuro, Kabupaten Karanganyar.

Setiap hari dirinya berkeliling menawarkan jamu menggunakan sepeda motor miliknya.

Ternyata Tatik sudah berjualan jamu selama 26 tahun, dirinya mengaku jika sudah mulai berjualan sejak usia 18 tahun.

Profesi ini disebutnya turun temurun di keluarganya.

"Saya telah berjualan jamu sejak usia masih muda usia 18 tahun, saat itu saya ikut ibu saya berjualan jamu, ini profesi yang diturunkan dari nenek moyang saya," kata Tatik, Jumat (30/9/2022).

Baca Juga: 10 Fakta Unik Cewek Jepang, Salah Satunya Ngasih Uang Jajan Cowok

Saat itu, Tatik berjualan jamu dengan sistem jamu gendong.

Dia menawarkan produk racikan jamunya dengan mengelilingi ibukota.

"Saya sudah berjualan di sana sekira 10 tahun, saat punya anak pertama masih merantau," katanya.

Kemudian pada tahun 2012, dia memutuskan untuk kembali ke Karanganyar.

"Kemudian saat miliki anak kedua yang usianya masih 3 bulan, saya balik ke Karanganyar, tepatnya di tahun 2012," ucap Tatik.

Berbeda dengan cara berjualannya di Jakarta, di Karanganyar Tatik memilih menggunakan sepeda motor untuk berjualan.

"Saya di Karanganyar, biasa berjualan keliling ke perkantoran-perkantoran di Kabupaten Karanganyar dan Alhamdulillah, masih ada yang memesan jamu saya," Kata Tatik.

Baca Juga: Shireen Sungkar Syok Ditagih Utang! Gegara Anak Jajan Sampai Ratusan Ribu: Kamu Bukan Anak Sultan!

Dalam sehari, dia bisa mendapat setidaknya Rp100 ribu per hari. Jamunya sendiri dijual saat masih hangat alias dalam keadaan masih segar.

"Setiap hari kami selalu meracik jamu, setidaknya 3 kali sehari, pukul 06.00 - 08.00 WIB, kemudian pukul 09.00 - 12.00 WIB, dan pukul 13.00 -15.00 WIB, " jelas Tatik.

Harga jamu yang ditawarkan rata-rata Rp 4 ribu per gelas, dan Rp 5 ribu per botol. Jamu yang dijajakannya yaitu, Wedang Jahe, Kunir Asem, Gula Asem, Temulawak.

"Kita juga jual jamu spesial Rp30 ribu atau pesan dengan ukuran air mineral kemasan besar dengan harga Rp 100 ribu," ujar Tatik.

Selain berjualan jamu, ternyata Tatik juga berjualan cilok dan aneka roti.

Untuk harga cilok dibanderol sekitar Rp 3 ribu per plastik, sedangkan roti hanya Rp 1 ribu per pieces.

Meski dirinya sudah berjualan jamu puluhan tahun lamanya, Tatik mengaku senang.

Menurutnya, dengan berjualan jamu, dia bisa meringankan beban suami yang berprofesi sebagai petani.

"Alhamdulillah dengan jualan jamu ini, setidaknya bantu keuangan suami dan dapat menyekolahkan dua anak saya hingga saat ini sudah lulus kuliah," tutur Tatik.

Baca Juga: Berkebaya Bersama Ibu Negara, 35 Perempuan Mandiri akan Iringi Iriana Joko Widodo