Sonora.ID - Suka self-diagnosis gak? Itu loh yang biasanya lagi sakit terus gejala yang dirasain di-search di internet, terus banyak banget muncul penyakit-penyakit yang kayaknya berat, terus jadi overthink gara-gara cocoklogi “Kayaknya iya, deh. Kok serem ya.”
Fenomena klinis pencarian informasi di internet yang menimbulkan keresahan dan ketakutan berlebih terhadap kondisi kesehatan sering disebut dengan Cyberchondria. Belum apa-apa sudah self- diagnosis duluan.
Padahal sebenarnya hal itu gak dibenarkan, loh. Ya, mencari informasinya memang benar, tapi informasi-informasi yang didapatkan seharusnya dijadikan acuan untuk pergi ke dokter.
Salahnya, banyak orang yang setelah melakukan research di google tidak melanjutkan untuk periksa ke dokter.
Baca Juga: 4 Manfaat Lidah Buaya untuk Wajah dan Cara Menggunakannya
Kenapa Gakboleh Self-diagnosis?
Internet bukan tempat edukasi. Kenapa? Meskipun segala informasi ada di internet, tapi gak semua source akurat.
Research di internet juga harus dibarengi dengan pergi ke dokter. Iya kalau diagnosanya benar, kalau salah? Misalnya anda self-diagnosis diri anda anxiety disorder, padahal sebenarnya menderita jantung.
Bukannya Sembuh, Malah Tambah Sakit
Sudah melakukan research, self-diagnosis, ujung-ujungnya beli obat yang salah. Yakan dari awal sudah salah, itu akibatnya. Coba kalau dibarengi dengan pergi ke dokter, obatnya dipastikan sudah sesuai, begitu juga dengan penyakitnya. Nahloh, kalau self-diagnosis, salah obat, bukannya sembuh malah makin sakit.