Sonora.ID - Majas sarkasme merupakan salah satu jenis majas yang menggunakan kata-kata berkonotasi kasar guna menyakiti hati atau mencemooh orang lain.
Kata-kata yang digunakan dalam majas sarkasme ini berupa kata-kata hinaan untuk mengungkapkan rasa marah atau kesal.
Marjas ini pun menjadi majas sindiran yang paling kasar di antara dua jenis majas sindiran lainnya, yakni ironi dan sinisme.
Baca Juga: Apa Itu Kalimat Efektif? Ini Pengertian, Ciri-Ciri, dan Contohnya
Contoh Majas Sarkasme
- Dari dulu mulutmu memang selalu berbisa, mematikan seperti ular!
- Bahkan keledai tak akan jatuh di lubang yang sama, berarti kau bahkan lebih dari seekor keledai!
- Jika mau jatuh, lakukan saja sendirian, tak perlu bawa-bawa orang lain.
- Dasar otak udang! Kerja mudah saja tak bisa kau kerjakan dengan baik!
- Untuk apa datang kemari lagi? Kami sudah tak butuh orang yang sudah tak punya apa-apa dan tak berguna sepertimu lagi di sini.
- Apakah kau tak punya hati? Orang yang membantumu sedang terbaring di rumah sakit, kau bahkan tak berpikir untuk berkunjung menjenguknya.
- Percuma saja sekolah tinggi, kepada orang tua saja dia tak tahu sopan santun!
- Dasar anak pemalas, matahari sudah tinggi kau bahkan belum turun dari kasurmu.
- Aku tak selera makan, aroma masakannya tak menggugah selera malah membuatku khawatir jika sampai menyantapnya.
- Hatinya sudah sekeras batu, tak peduli bahkan jika orang menangis darah di depannya, ia akan tetap pergi.
- Cepat kesini, dari tadi kupanggil masih saja kau asyik bermain disitu. Apa kau tak punya telinga? Apa perlu ku seret kau kesini?
- Biarkan saja dia bermimpi, karena hanya itu saja yang ia bisa. Harta dan keahlian saja ia tak punya, bagaimana ia akan mewujudkan mimpinya.
- Untuk apa kau letakkan tangga ini disini. Bukannya membantu pekerjaan kita, justru tangga ini membuat tempat ini semakin sempit. Campakkan saja tangga ini kesana!
- Aku tak peduli dengan airmatanya bahkan jika dia menangis darah sekalipun. Aku tak akan tertipu lagi dengan airmata buayanya.
- Dasar anak tak tau diri! Dari kecil kau kami rawat dan kami kasih makan, sekarang setelah dewasa dan sukses di rantau malah tak kau anggap lagi kami ini sebagai orang tuamu. Apa ini balasanmu pada orang tua yang telah melahirkan dan membesarkanmu?
Baca Juga: Apa Itu Kalimat Interogatif? Berikut Pengertian, Ciri, dan 6 Contohnya
- Kalau kau sudah tak sanggup untuk berjalan, tak usah kau paksakan. Sudahlah, terima saja kenyataan hidupmu itu bahwa kini kau sudah cacat.
- Jangan pernah kau undang dia ke rumahmu ketika ada aku. Aku tak sudi bertemu dan kenal dengan temanmu yang gembel dan kampungan itu.
- Kenapa masih saja kau melewati jalan ini, apa kau tak bisa melihat pemberitahuan di ujung gang sana yang mengatakan jalan ini sedang diperbaiki. Dimana letaknya matamu?
- Aku tak heran jika dia gagal ujian kali ini. Otak dungu seperti dia tak akan mampu lulus ujian tanpa menyontek dan bantuan dari orang lain.
- Sudahlah, tak usah bermimpi kau bisa bergaul dengan kami. Bahkan minuman paling murah yang biasa kami minum saja kau tak akan mampu membelinya.
- Apa kau yakin dia adalah gadis tercantik di kampung ini? Melihat wajah dan penampilannya saja aku tak tertarik sama sekali. Bahkan dia tidak termasuk dalam kategori cantik sedikitpun.
- Dia benar-benar tak punya malu. Sudah dihina dan diberhentikan secara tidak hormat karena penggelapan dana perusahaan yang ia lakukan. Bisa-bisanya sekarang ia masih datang ke kantor dan meminta untuk bekerja kembali.
- Aku merasa jijik dan mau muntah jika berada didekatnya. Badannya sangat bau seperti tak pernah mandi selama satu tahun.
- Sudahlah, jangan kau habiskan uangmu untuk membeli obat. Semua itu hanya sia-sia, kau terima saja kenyataan bahwa tinggi badanmu memang ditakdirkan dibawah rata-rata.
- Percuma saja dia sekolah tinggi-tinggi sampai jenjang S2. Ucapannya sangat kasar dan perilaku kurang ajarnya seperti orang yang tidak berpendidikan.
Baca Juga: 11 Contoh Majas Metonimia beserta Pengertian dan Ciri-cirinya
- Jangan bermimpi kau bisa menjadi menantu keluarga terhormat itu. Kau hanyalah anak dari keluarga miskin dan tidak berpendidikan. Bahkan jadi pembantu mereka saja kau tidak akan diterima.
- Aku sangat kecewa padamu. Kau adalah teman yang selama ini ku anggap sudah seperti keluarga sendiri. Tetapi justru kau yang mampu mengkhianatiku layaknya seorang musuh bebuyutan. Pergilah kau dari hidupku, dasar pengkhianat!
- Dasar playboy kelas teri! Modal dompet tipis dan wajah standar saja kau sudah berani mempermainkan hati wanita.
- Kau benar-benar orang yang tidak tau terima kasih. Sudah menumpang dirumah ini, piring dan pakaian kotor bekas kau pakai kami juga yang membersihkan.
- Kalau aku punya adik seperti dia, pasti aku tidak akan mau mengakuinya. Dia benar-benar tidak tau sopan santun, seperti tidak punya orang tua dan keluarga saja.
- Apa kau yakin ingin tinggal di kawasan perumahan ini? Lihatlah sekelilingmu, lingkungannya sangat kotor dan tak terurus. Lingkungan disini tidak layak disebut sebagai kawasan perumahan tapi lebih seperti perkampungan kumuh.
- Apa kau serius ingin memperkenalkan dia pada orang tuamu? Lebih baik kau pertimbangkan kembali niatmu itu. Melihat penampilan dan cara berpakaiannya, aku yakin tidak ada orang tua yang akan mengizinkan anak gadisnya berhubungan dengan laki-laki seperti itu.
- Aku tidak selera mencicipi masakannya. Baunya saja tidak enak apalagi rasanya. Kasihan lidahku, bisa-bisa mati rasa karena mencicipi masakan itu.
- Akan kuremukkan hatimu kalau kau sampai hati mencampakkan adikku.
- Dasar tua-tua keladi! Tidak sadar umur, masih saja sering berbohong pada pasangannya.
Baca Juga: Majas Perbandingan: Pengertian, Jenis, dan Contoh-contohnya
- Dasar tidak tahu malu! Sudah tertangkap basah berbuat salah, masih terus berkilah di hadapan pimpinan.
- Kamu itu berkepala batu ya? Sudah aku bilang jangan lagi meninggalkan dan mengabaikan tugas, tapi masih saja kamu lakukan terus-menerus.
- Hatimu sudah mati ya? Tega betul kamu memakan uang rakyat padahal kamu sudah hidup bergelimang harta.
- Dasar sampah masyarakat! Sudah tak tahu malu, masih saja bikin masalah.
- Aku harus muntah setiap melihat dia lewat di hadapanku.
- Dasar tidak becus! Kalau tidak bisa kerja, kamu hanya akan jadi sampah masyarakat.
- Dasar anak cengeng! Digigit semut saja menangisnya tiada ampun, apalagi jika digigit singa.
- Dasar badut, mau keluar rumah saja harus menggunakan bedak setebal itu.
- Aku tak peduli kamu menangis darah sekalipun, aku tak akan tertipu lagi oleh mata air mata buayamu itu.
- Cempreng sekali suaramu, telingaku sampai sakit.
Baca Juga: Perbedaan Satire dan Sarkasme, LENGKAP dengan Pengertian dan Contohnya!
Baca berita update lainnya dari Sonora.id di Google News.