Sonora.ID - Novel menjadi salah satu karya sastra yang kerap dibaca di kala waktu luang hanya sekadar untuk melepas penat.
Membaca novel memang bisa menjadi hiburan bagi sebagian besar orang, namun terkadang tidak hanya hiburan saja yang didapatkan.
Beberapa penulis novel terkadang sengaja menyelipkan pesan moral untuk para pembacanya melalui tulisan yang mereka ciptakan tersebut.
Adanya nilai moral yang bisa didapat ini membuat para pembaca cukup selektif dalam memilih novel yang ingin dibaca.
Sebelum membaca suatu novel, mereka biasanya akan membaca teks ulasan atau review novel yang kini sudah banyak ditemukan di internet.
Teks Ulasan
Mengutip dari buku Super Complete SMP/MTS 7, 8, 9, teks ulasan merupakan sebuah teks yang berisi ulasan atau review mengenai hasil penilaian terhadap sebuah karya seperti drama, film, buku.
Teks ulasan ini biasanya terdiri atas orientasi, tafsiran, evaluasi, dan rangkuman.
Orientasi merupakan bagian yang berisi gambaran umum mengenai sebuah karya yang akan diulas.
Selanjutnya, tafsiran menjadi gambaran detail yang bisa berisi mengenai bagian-bagian dari karya tersebut, keunikan, keunggulan, kualitas, dan sebagainya.
Evaluasi berisikan pandangan dari pengulas mengenai hasil karya yang diulas.
Terakhir ada rangkuman yang berupa kesimpulan isi novel dan juga pendapat dari pengulas mengenai layak atau tidaknya karya tersebut untuk pembaca.
Baca Juga: Review Novel ‘Laut Bercerita', Perlu Siap Tisu Sebelum Baca!
Contoh Teks Novel
1. Surat Kecil Untuk Ayah
Identitas
Judul : Surat Kecil Untuk Ayah
Penulis : Boy Candra
Genre : Novel remaja
Penerbit : PT Bukune Kreatif Cipta
Tahun Terbit : Januari, 2018
Jumlah Halaman : 174 halaman
Bahasa : Indonesia
Orientasi
Satu lagi novel karya Boy Candra yang begitu laris di pasaran, Surat Kecil Untuk Ayah. Novel ini terbilang masih fresh karena baru saja dirilis pada tahun 2018 yang lalu, belum terlalu lama.
Kisahnya menceritakan para ayah yang selalu bisa menyempatkan waktunya untuk keluarga tercinta sekaligus bekerja banting tulang tanpa batas.
Meskipun begitu, ayah juga seorang manusia. Dalam novel ini, tokoh utamanya menggunakan sudut pandang orang pertama, yaitu Aku.
Tafsiran
Cerita diawali dengan kehidupan seorang lelaki. Ia memiliki kasih dan cinta yang tak terkira untuk keluarganya, bekerja sepenuh hati, dan tetap bisa tersenyum di pagi hari.
Tak lain dan tak bukan, lelaki tersebut adalah Ayah. Dalam novel ini, ayah digambarkan tidak pernah letih untuk membuat anaknya senang dan nyaman.
Akan tetapi, si anak seakan-akan tidak mengenal ayahnya sendiri.
Kisah diakhiri ketika seorang saudara tiri meminta ia datang ke sebuah pemakaman yang ada di Jakarta.