Find Us On Social Media :
Ilustrasi Cerita Dongeng Pendek (Freepik.com)

11 Cerita Dongeng Pendek Penuh Nasihat dan Pesan Moral untuk Anak

Prameswari Sasmita - Kamis, 20 Oktober 2022 | 09:00 WIB

Sonora.ID - Masa-masa golden age adalah masa yang luar biasa bagi anak-anak untuk menyerap berbagai informasi, termasuk menanamkan didikan kehidupan, tata krama, dan pesan moral sebagai bekal untuk masa depannya nanti.

Salah satu cara untuk menanamkan nilai-nilai kehidupan tersebut adalah melalui dongeng yang biasanya dibacakan oleh orang tua kepada anak-anaknya.

Dikutip dari Kamus Besar Bahasa Indonesia, dongeng adalah cerita yang tidak benar-benar terjadi (terutama tentang kejadian zaman dulu yang aneh). Dongeng juga kerap didefinisikan sebagai perkataan yang tidak benar.

Dengan pengertian tersebut, dongeng memang adalah cerita fiksi atau tidak benar terjadi yang biasanya berisi pesan moral.

Baca Juga: Cara Membuat Cerpen untuk Pemula, Hasilkan Cerita Menarik!

Agar lebih jelas, berikut ini adalah 11 cerita dongeng pendek.

1. Pasir dan Batu

Andi dan Budi sedang berjalan di padang pasir sambil berdebat dengan satu sama lain. Tiba-tiba Andi menampar Budi karena kesal dengannya.

Bukannya marah, Budi  justru menuliskan “HARI INI TEMAN BAIKKU MENAMPARKU” di tanah.

Mereka pun melanjutkan perjalanan dan menemukkan sebuah sumber air.

Karena tergesa-gesa, Budi tergelincir dan hampir tenggelam, tetapi berhasil diselamatkan oleh Andi.

Setelah diselamatkan, Budi menulis di batu “HARI INI TEMAN BAIKKU MENYELAMATKANKU.”

Melihat kelakukan aneh Budi, Andi bertanya “Ketika aku menyakitimu kamu menulis di tanah, tapi ketika aku menyelamatkanmu kamu menulis di batu, kenapa?”

Budi pun menjawab “Jika orang menyakitimu, kamu harus menulis di pasir agar angin menghapusnya dan kamu memaafkannya. Namun, ketika orang melakukan hal baik pada kita, kita harus mengukirnya di batu agar angin tidak menghapusnya dan perlakuannya selalu kita ingat.”

2. Pohon Kehidupan

Hiduplah seorang pria tua yang memiliki empat orang anak. Ia ingin anak-anaknya tidak menjadi manusia yang terlalu cepat menghakimi sesuatu. Untuk itu, ia mengirimkan mereka untuk melihat pohon pir yang berada jauh dari rumah mereka.

Masing-masing anak diminta pergi di musim berbeda, yakni musim dingin, semi, panas, dan gugur. Saat keempatnya kembali, sang ayah bertanya tentang apa yang mereka lihat.

Anak pertama mengatakan pohon itu terlihat jelek, gundul, dan bengkok terkena angin. Sebaliknya, anak kedua mengatakan pohon itu dipenuhi tunas dan terlihat menjanjikan. Lalu, anak ketiga mengatakan kalau pohon tersebut dipenuhi bunga-bunga yang wangi. Terakhir, anak keempat mengatakan kalau si pohon memiliki banyak buah yang terlihat nikmat.

Sang ayah menjelaskan kalau semua yang mereka lihat itu benar. Masing-masing dari mereka hanya melihat pohon itu dalam satu musim saja. Ia lalu berujar, kalau mereka tidak boleh menilai pohon, apalagi manusia, hanya dari satu sisi saja.

3. Cermin Ajaib