Find Us On Social Media :
Seminar Nasional Kebangsaan dengan bertemakan "Moderasi Beragama Deradikalisme Sebagai Anti-Tesis Radikalisme dan Terorisme" di Hotel Golden Tulip Pontianak, Kamis (20/10). (Adpim Kalbar)

Gubernur Sutarmidji Harap Semua Masyarakat Jaga Kondusifitas Kalbar

Indri Rizkita - Jumat, 21 Oktober 2022 | 15:27 WIB

Pontianak, Sonora.ID - Gubernur Kalimantan Barat, Sutarmidji mengharapkan, kondisi Kalbar tetap nyaman, aman, dan kondusif. Hal tersebut disampaikannya saat Seminar Nasional Kebangsaan dengan bertemakan "Moderasi Beragama Deradikalisme Sebagai Anti-Tesis Radikalisme dan Terorisme" di Hotel Golden Tulip Pontianak, Kamis (20/10). 

"Saya berharap kondisi kalbar tetap seperti sekarang ini, nyaman, aman dan kondusif. Karena masih banyak aspek aspek yang perlu dibangun, mulai dari infrastruktur, indeks pembangunan manusia, angka kemiskinan dan lain-lain. Oleh karena itu perlu bersama menjaga kondusifitas daerah demi keberlangsungan pembangunan,” ujar Sutarmidji.

Ia mencontohkan pembangunan jembatan korek Sungai Ambawang yang memakan biaya cukup besar, hal ini tak lain untuk membuka keterisoliran beberapa desa yang ada di wilayah tersebut.

Baca Juga: Pemprov dan 13 Kabupaten/Kota di Kalbar Raih Penghargaan WTP atas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah 

"Ini sebenarnya bukan tanggung jawab sepenuhnya Pemerintah Provinsi, namun kami merasa ini perlu karena dapat mempercepat pembangunan di wilayah tersebut. Masyarakatnya banyak, juga ada beberapa pondok pesantren di sana. Sehingga sekarang, memudahkan akses menuju ke daerah tersebut dan semoga meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Jangan semua diukur hanya dari kepentingan politik saja, tapi yang utama adalah kepentingan/kesejahteraan masyarakat. Ada waktunya berkompetisi, ada waktunya kita berdiskusi (berkolaborasi),” tegasnya.

Menyangkut radikalisme, Sutarmidji menyebut bahwa apabila masing-masing pribadi/golongan memahami arti toleransi dan kebersamaan, maka tidak akan menimbulkan miskomunikasi/gesekan di masyarakat.

"Agama apapun mengajarkan untuk menjaga hubungan baik antar pemeluknya. Agamamu untukmu, agamaku untukku. Kemudian saya selalu berprinsip, sebagai seorang pemimpin kita harus tetap berlaku adil, kepada siapapun, tanpa membedakan SARA,” tukas Sutarmidji.