Sonora. ID - Percepatan penurunan stunting merupakan prioritas nasional dalam mewujudkan sumber daya manusia Indonesia yang berkualitas dan berdaya saing tinggi.
Direktur Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat (Promkes) Kementerian Kesehatan RI, drg. Widyawati mengatakan sebagai salah satu masalah kesehatan nasional, stunting perlu mendapatkan perhatian dan penanganan khusus dari berbagai pihak, mulai dari pemerintah, swasta hingga tingkat keluarga. diharapkan mampu memberikan dampak yang baik terhadap penurunan angka stunting di Indonesia.
“Kementerian Kesehatan berfokus pada intervensi spesifik penurunan stunting, termasuk perbaikan fasilitas sanitasi, edukasi kesehatan, serta dukungan gizi. Mulai dari semua sekolah dan pesantren setingkat SMP dan SMA melaksanakan aksi bergizi, ibu hamil melakukan pemeriksaan kehamilan minimal 6 kali, posyandu mampu melakukan pemantauan pertumbuhan setiap bulan, semua kader dari kemenkes mampu mendeteksi balita dengan perlambatan pertumbuhan, serta pesan ABCDE dapat disebarluaskan sehingga masyarakat lebih paham bagaimana mencegah stunting,” kata Widyawati
Menurut Studi Status Gizi Indonesia (SSGBI) 2019, 27.67% anak Indonesia mengalami stunting atau sekitar 1 dari 4 anak. Meskipun angka ini sudah turun dari 37.2 % pada tahun 2013, namun tentu kondisi saat ini masih membutuhkan percepatan terlebih mengingat amanah Peraturan Presiden Nomor 72 tahun 2021 agar stunting bisa diturunkan ke angka 14% pada 2024.
Baca Juga: Cegah Anak Lahir Stunting, Kemenkes Dorong Asupan Bergizi Untuk Remaja
Intervensi Kementerian Kesehatan difokuskan untuk mencegah stunting pada “pesan tematik ABCDE” antara lain Aktif minum Tablet Tambah Darah (TTD) bagi remaja putri seminggu sekali dan Ibu hamil setiap hari minimal 90 tablet selama kehamilan, Bumil teratur periksa kehamilan minimal 6 kali, Cukupi konsumsi protein hewani setiap hari bagi bayi usia diatas 6 bulan, Datang ke posyandu setiap bulan untuk pemantauan pertumbuhan (timbang dan ukur) dan perkembangan, serta imunisasi balita ke posyandu setiap bulan, dan Ekskusif ASI 6 bulan dilanjutkan hingga usia 2 tahun.
Stunting merupakan kondisi ketika balita memiliki tinggi badan di bawah rata-rata akibat asupan gizi yang didapatkan dalam waktu panjang tidak sesuai dengan kebutuhan mereka. Masalah ini tidak bisa dianggap sebelah mata sebab berpotensi memperlambat perkembangan otak anak dan meningkatkan risiko penyakit kronis di kemudian hari, seperti obesitas, diabetes, dan hipertensi.
Di kesempatan yang sama, Anggota Dewan Penasihat Nutrisi Herbalife Nutrition Dr. Rimbawan mengatakan upaya dalam mencegah stunting perlu menerapkan prinsip gizi seimbang, mulai dari konsumsi makanan sehari-hari yang mengandung zat-zat gizi dalam jenis dan jumlah yang sesuai dengan kebutuhan tubuh dengan memperhatikan empat (4) prinsip gizi seimbang, antara lain selalu memperhatikan pentingnya pola hidup aktif dan berolahraga, mengonsumsi makanan dengan beraneka ragam, menjaga berat badan ideal dan menerapkan pola hidup bersih dan sehat.
Untuk diketahui, target penurunan stunting di Indonesia sudah ditetapkan sebesar 14 % pada tahun 2024. Saat ini kasus stunting masih di angka 24 %.
Baca berita update lainnya dari Sonora.ID di Google News.