Sonora.ID - Berikut ini adalah kumpulan kata kata sedih menyentuh hati wanita yang selalu berhasil bikin hati baper dan tersentuh.
Kata-kata bisa menjadi salah satu cara untuk menyentuh hati seseorang, apalagi wanita.
Meski hanya deretan huruf, kata-kata yang sangat dalam bisa membuat seseorang terbawa perasaan.
Bahkan hanya dengan membacanya saja, seseorang bisa sampai menangis.
Berikut ini adalah beberapa contoh kata-katanya. Semoga bermanfaat.
Baca Juga: 75 Kata-Kata Romantis Bahasa Inggris dan Artinya untuk Orang Tersayang
Kata-kata Sedih Menyentuh Hati Wanita
-
Istilah ‘maafkan dan lupakan’ tidak masuk akal bagi ku. Memaafkan memungkinkan kita berhenti memikirkan suatu masalah, yang tidak selalu sehat. Tapi jika kita lupa, kita tidak belajar dari kesalahan kita.” (Meg Cabot)
-
Sungguh menyakitkan, mencintai seseorang dari jauh. Mengawasi mereka – dari luar. Unsur-unsur yang pernah mereka kenal dalam hidup mereka berkurang menjadi tidak lebih dari sebutan sesekali dalam percakapan dan perubahan wajah dalam foto…Mereka ada bagi kamu sekarang sebagai bukti hidup bahwa ada sesuatu yang masih dapat menyakiti Anda… tanpa kontak sama sekali. (Ranata Suzuki)
- Aku akan mencintaimu selamanya, apapun yang terjadi. Sampai aku mati, bahkan setelah aku mati, dan ketika aku menemukan jalan keluar dari tanah orang mati, aku akan melayang selamanya, semua atom di tubuhku, sampai aku menemukanmu lagi. (Philip Pullman)
-
Suatu hari nanti, kita akan bertemu lagi, aku tahu itu. Mungkin aku akan menjadi lebih tua dan lebih pintar dan lebih baik lagi. Jika itu terjadi, saat itulah aku pantas untukmu. Tapi sekarang, pada saat ini, kamu tidak bisa mengaitkan perahu mu ke kapal ku, karena aku kemungkinan besar akan menenggelamkan kita berdua. (Gabrielle Zevin)
-
Aku pergi, dan kepergiannya begitu menggembirakan sehingga aku tahu aku tidak akan pernah bisa kembali. Tapi lalu apa? Apakah aku terus meninggalkan tempat, dan meninggalkannya, dan meninggalkannya, menempuh perjalanan tanpa akhir? (John Green)
-
Saat kamu mengalami kehilangan, orang-orang mengatakan bahwa kamu akan melewati 5 tahap kesedihan…. Penyangkalan, Kemarahan, Berharap, Depresi, Penerimaan…Apa yang tidak mereka beritahukan kepada kamu adalah bahwa kamu akan mengalami tahap itu sepanjang hari. (Ranata Suzuki)
-
Jatuh cinta ibarat memegang lilin. Awalnya ia menyinari dunia di sekitarmu, lalu mulai meleleh dan melukaimu. Pada akhirnya ia padam dan segalanya terlihat lebih gelap dari sebelumnya. Dan yang tersisa adalah dirimu, yang terbakar (Syed Arshad)
-
Betapa sulit menerima keluarga yang tak utuh ini. Sementara aku sangat ingin merasakan keluarga hangat yang utuh seperti orang lain.
- Bagaimana caranya aku menghadapi kenyataan bahwa keluarga ini menjadi sumber kecewa dan luka yang mendalam?
- Aku tak pernah berharap untuk menghilang saja dari dunia ini. Dunia ini terlihat begitu gelap dan aku menangis sepanjang malam. Apakah aku akan merasa lebih baik jika aku menghilang.
-
Kuharap kamu tak menangis. Sebab aku tak rela ditangisi seseorang yang telah menyakitiku.
-
Seseorang yang kau cintai dan seseorang yang mencintaimu tidak akan pernah menjadi orang yang sama. (Chuck Palahniuk)
-
Hati mati dengan kematian yang lambat, mencurahkan setiap harapan seperti daun sampai suatu hari tidak ada lagi. Tidak ada harapan. Tidak ada yang tersisa. (Arthur Golden)
-
Kekosongan di dadaku mulai dipenuhi amarah. Kemarahan yang tenang dan terkalahkan yang menjamin atas luka ku, dan aku percaya bahwa tidak ada yang bisa memahami luka itu. (Rachel Sontag)
- Jika kamu memberikan hatimu kepada seseorang, dan mereka mati. Apakah mereka membawa hatimu bersamanya? Apakah kamu akan menghabiskan waktu selamanya dengan lubang di hatimu yang tak bisa terisi? (Jodi Picoult)
-
Kamu bisa sangat mencintai seseorang, namun kamu tidak pernah bisa mencintai seseorang sebanyak kamu merindukannya. (John Green)
-
Aku hidup di neraka dari satu hari ke hari berikutnya. Tapi tidak ada yang bisa aku lakukan untuk melarikan diri. Aku tidak tahu ke mana aku akan pergi jika aku melakukannya. Aku merasa sama sekali tidak berdaya, dan perasaan itu adalah ketetapan ku. Aku masuk atas kehendak ku sendiri, aku mengunci pintu, dan aku membuang kuncinya.” (Haruki Murakami)