Sonora.ID - Sering kali kita mengganggap bahwa vape atau rokok elektronik lebih aman digunakan daripada rokok biasanya yang berbahan dasar tembakau.
Namun, kenyataannya tidak seperti itu, bahkan vape dikatakan lebih berbahaya dari rokok biasa.
Menurut Ketua Umum Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) dr Agus Dwi Susanto, SpP(K), kedua rokok tersebut intinya sama-sama memberikan gangguan kesehatan bagi seseorang yang mengkonsumsinya.
Kata dr Agus Dwi Susanto, SpP(K) di dalam rokok elektrik memiliki kandungan nikotin, karsinogen, serta bahan toksik lainnya yang kerap mengandung racun berbahaya. Bahan-bahan ini tentunya membahayakan kesehatan paru-paru.
Maka, tidak benar apabila ada seseorang yang mengatakan bahwa rokok elektronik lebih aman untuk dikonsumsi daripada rokok biasa.
Terdapat banyak komponen dalam rokok elektronik yang tidak terdapat pada rokok konvensional, begitu juga sebaliknya.
Bahaya lainnya yaitu rokok elektronik dikatakan dapat menyebabkan kecanduan maupun adiksi pada seseorang yang terus menerus mengkonsumsinya.
Dari riset yang dilakukan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI), serta Rumah Sakit Persahabatan tahun 2018 dengan subjek laki-laki sebanyak 71 orang serta 34 orang diantaranya pengguna vape dan 37 lainnya bukan poengguna.
Hasilnya menunjukkan sebanyak 76,5 persen pengguna rokok elekronik regular mengalami ketergantungan nikotin.
Prevalensi (proporsi dari populasi yang memiliki karakteristik (penyakit) tertentu dalam jangka waktu tertentu) vape di Indonesia.