Find Us On Social Media :
Wakil Ketua Bidang Diklat, Litbang, Produktivitas, K3 dan Sertifikasi Apindo Jabar Rosa Haryani Setiawati ()

Siapkan Sejak Dini, Ketrampilan dan Kemampuan untuk Masuk Dunia Kerja

Indra Gunawan - Selasa, 1 November 2022 | 11:50 WIB
 
Bandung, Sonora.ID - Ketatnya dunia kerja membuat setiap orang harus memiliki keterampilan atau skill yang mumpuni agar bisa masuk dan bertahan di dalamnya.
 
Apalagi di saat jumlah penduduk Indonesia yang sudah mencapai 270 juta jiwa dan 48 juta jiwa di dalamnya adalah mereka yang tidak memiliki pekerjaan (pengangguran), ini menjadikan skill dan kemampuan serta kemauan keras menjadi penting untuk beradaptasi dalam dunia kerja.
 
Namun demikian, kemampuan itu pun juga perlu diasah dan dihadirkan sejak dini agar tidak terjadi kesenjangan antara industri dan sumber dayanya.
 
“Momentum untuk mencetak sumber daya unggul di era 4.0 saat ini harus dimunculkan sedari dini, semisal dari kampus-kampus yang menyiapkan mereka untuk masuk ke dunia kerja atau dunia industri," ucap Wakil Ketua Bidang Diklat, Litbang, Produktivitas, K3 dan Sertifikasi Apindo Jabar Rosa Haryani Setiawati di Bandung, Senin (31/10/2022).
 
Menurut Rosa, seperti yang dilakukan Apindo Jabar dalam kerjasamanya dengan UPI dan Ikatan Alumni UPI pada penyelenggaraan program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) akhir pekan lalu di Bandung, itu merupakan bentuk penguatan keterampilan dan kemampuan untuk masuk dalam dunia kerja.
 
"Penyusunan kurikulum yang melibatkan dunia industri dan mitra sangat penting, artinya ini adalah bentuk penguatan atau pengasahan keterampilan agar dapat memenuhi kebutuhan antara pasar kerja atau industri dengan ketersediaan sumber daya," ungkap Rosa.
 
Baca Juga: Lewat JQR, Gubernur Jabar Beri Bantuan ke Nenek Lumpuh di Kabupaten Bandung
 
Rosa menambahkan, program ini merupakan sebuah kolaborasi yang dapat menjadi solusi dalam mengatasi kesenjangan antara industri dan ketersediaan sumber daya manusianya.
 
"Ya harus ada link and match nya, seperti semacam penggalian kompetensi yang dibutuhkan dunia kerja, sesuai perkembangan industri dan usaha," tegas Rosa.
 
"Link and match ini adalah upaya relevansi antara kompetensi yang wajib dimiliki dengan kebutuhan dunia usaha yang dalam orientasinya dapat diwujudkan tidak hanya dalam pemahaman sebuah knowledge namun juga kesiapan mentalnya," tutur Rosa.
 
Lebih lanjut Rosa memaparkan, dalam hal beradaptasi, bukan saja hard skill namun soft skill yang dibutuhkan, tapi juga sinergis dan kolaborasi antara dunia usaha atau kerja dengan institusi pendidikan dalam menyiapkan tenaga pengajar dan mahasiswa nya. 
 
"Praktisi mengajar, dosen magang dan penyelarasan kurikulum, ini juga strategi link and match. Saya berharap, penyusunan kurikulum baru tersebut tidak tidak hanya berorientasi mencetak lulusan siap kerja dengan hard skill-nya, tapi juga siap berwirausaha atau mampu memasuki dunia usaha melalui penguatan soft skill," papar Rosa.
 
"Jadi mindsetnya harus terbangun agar juga terbentuk kemandiriannya, sebab ketika mereka masuk ke dunia kerja atau pun dunia wirausaha, mereka akan dihadapkan pada sejumlah tantangan yang tidak ringan," paparnya lagi.
 
Diakhir Rosa mengatakan, bahwa melalui kurikulum ini akan terbentuk dan terbangun sikap mental dan karakter melalui pendekatan nilai-nilai spirit, team work, disiplin, kerja keras, kreatif, komunikatif, dan bertanggung 
jawab sebagai bagian dari penguatan soft skill.
 
"Semua itu menjadi bekal penting untuk sukses di dunia usaha dan dunia industri," pungkasnya.
 
Baca Juga: Kasasi Ditolak, PT KAI Ajukan Peninjauan Kembali Demi Selamatkan Aset Perusahaan