Medan, Sonora.ID - Melansir dari laman Kementerian Ketenagakerjaan, Indonesia sebagai negara berkembang memiliki tantangan besar dalam mengadopsi society 5.0.
Sebagai hasil dari revolusi industri 4.0, saat ini kegiatan industri di Indonesia mulai beralih ke bentuk digital dan memunculkan banyak lapangan pekerjaan jenis baru.
Namun di sisi lain, menurut Menteri Ketenagakerjaan RI, Dr. Hj. Ida Fauziyah, salah satu tantangan besar yang dialami perusahaan adalah kesulitan mencari tenaga kerja yang memiliki talenta digital. Kemampuan digital para lulusan baru kebanyakan dianggap masih minim dan hanya bersifat teoritis.
Menurut Dr. (H.C.) Ignasius Jonan dalam pidatonya di Wisuda Ke-7 Universitas Pertamina, setiap perusahaan memiliki tujuan yang ditentukan oleh tiga hal. Yakni, apa yang dibutuhkan oleh dunia, keunikan perusahaan, dan bagaimana caranya perusahaan menghasilkan nilai ekonomis.
“Maka dari itu, para lulusan baru Universitas Pertamina, saat anda mencari pekerjaan anda harus memiliki pemahaman pada kebutuhan industri. Misalnya, pada industri 4.0, anda tidak boleh hanya memiliki pengetahuan terkait jenis pekerjaan yang diinginkan. Tapi juga harus memiliki kemampuan digital, karena itu yang dibutuhkan,” ujar Jonan.
Remote, perusahaan SDM digital, mensurvey lebih dari 500 perusahaan dan pekerja di industri digital. Mereka mengungkap lima skill digital yang paling dicari: social media skill, digital marketing, pengembangan peranti lunak, pemrograman website dan aplikasi, serta rekayasa perangkat lunak.
Baca Juga: Kepala BEI Sumut: Digitalisasi Buat Investasi Saham di Pasar Modal diminati Para Investor Milenial
Dr. (H.C.) Enggartiasto Lukita yang juga memberikan orasi di acara yang sama, menyampaikan kompetensi yang harus dimiliki para lulusan baru. “Pengetahuan yang saudara miliki selama belajar di bangku kuliah tidak akan cukup untuk memasuki dunia kerja. Anda harus tetap memperkaya pengetahuan digital. Selain itu, penting juga bagi anda memiliki kemampuan critical thinking, berkomunikasi, berkolaborasi, dan kreativitas,” ungkapnya.
Untuk menghadapi era disrupsi dan society 5.0, Rektor Universitas Pertamina. Prof. Ir. I Gusti Nyoman Wiratmaja Puja, Ph.D., menyampaikan, UPER telah menjalankan berbagai program untuk mengasah skill dan kompetensi para wisudawan.
“Untuk meningkatkan daya serap lulusan, UPER telah menyelenggarakan program digitalisasi pendidikan, inkubasi bisnis, magang di industri, dengan harapan lulusan UPER dapat diterima kerja, mampu berwirausaha, atau dapat melanjutkan studi setelah lulus dari UPER,” tuturnya.
Pada Wisuda Ke-7 Tahun 2022, Universitas Pertamina telah meluluskan 612 sarjana dari 15 program studi. Dari jumlah tersebut, 154 wisudawan atau 25 persen di antaranya berhasil meraih predikat pujian atau cumlaude. Sebanyak 82 persen wisudawan berasal dari program studi sains dan teknologi, dan 16 persen wisudawan berasal dari program studi sosial.
Guna membentuk lulusan yang unggul dan terampil menuju society 5.0, Prof. Wirat melanjutkan, UPER telah bekerja sama dengan universitas mitra baik di dalam maupun luar negeri. Selain itu, UPER juga rutin menyediakan beragam jenis beasiswa bagi calon mahasiswa yang berprestasi. Untuk Tahun Ajaran 2023/2024, UPER menyediakan total beasiswa sebesar 24 miliar rupiah.
Baca Juga: Kenakan Pakaian Adat Aceh, Suwarno Dirut PUD Pasar Ikuti Peringatan Sumpah Pemuda di Pemko Medan
Sumber : Universitas Pertamina