Pontianak, Sonora.ID - Rumah Sakit Kota Pontianak menyatakan belum ada pasien yang dirawat terkait dengan kasus Gagal Ginjal Akut pada anak.
Hal ini disampaikan oleh Direktur Rumash Sakit Kota Pontianak, dr, Rifka, MM. Dirinya mengatakan pihaknya terus memantau perkembangan kasus yang merebak.
“Untuk memastikan bahwa itu gagal ginjal akut atau tidak, harus sampai pada pemeriksaan laboratorium,“ terangnya
Rifka menjabarkan ciri–ciri suspek gagal ginjal seperti, keluhan demam, mual, muntah, dan diare klinis, serta diikuti dengan pemeriksaan urin kreatinin yang meningkat.
Rumah Sakit Kota saat ini sudah ada screening untuk pemeriksaan kimia darah, dimana pemeriksaan nya untuk kondisi yang seperti Mis-C meliputi Serologi SARS CoV 2, D-Dimer, Troponin dan lainnya.
“Jadi untuk penatalaksanaannya pasien akan dikasi obat terlebih dahulu seperti Steroid dan lain – lain, tapi kalo harus ada layanan Hemodalisa atau cuci darah anak, biasanya harus kita rujuk ke RS Soedarso karena kita baru ada fasilitas Hemodalisa untuk anak, “ sambungnya.
Baca Juga: 36 Tahun Berkarier, Kadis Kominfo Landak Masuki Masa Purna Tugas
Dirinya juga menyoroti tentang kabar mengenai obat sirup yang disinyalir penyebab dari gagal ginjal akut pada anak.
“Bisa saja salah satunya dari obat, tapi masalanya adalah bukan pada zak aktif obatnya tapi pelarut dari obat tersebut yang bisa mengakibatkan gagal ginjal.
Dirinya menjelaskan gagal ginjal akut tidak hanya disebabkan oleh obat – obatan saja namun bisa juga disebabkan oleh makanan yang mengandung zat yang tidak sehat.
“Gagal ginjal ini kan bisa juga disebabkan makanan yang tidak sehat, ini bisa juga menyebabkan gagal ginjal, makanya yang penting itu adalah surveilans atau pengkajian kita jadi kita pantau penyebabnya apa. Misalnya ada pasien gagal ginjal terus kita tanya pola makannya seperti apa, adakah penyakit yang lain atau penyerta yang lain, harus dikaji dulu baru kita tahu penyebabnya, “jelasnya.
Diberitakan sebelumnya, dikutip dari Kompas.com (1 Nov 2022), data per 31 Oktober 2022, gangguan ginjal akut misterius telah mencapai 304 kasus di 27 provinsi dengan angka kematian mencapai 159 orang.
DKI Jakarta memiliki kasus AKI terbanyak dengan 79 kasus, diikuti oleh Jawa Barat dengan 37 kasus, Aceh 31 kasus, Jawa Timur 25 kasus, dan Sumatera Barat 22 kasus. Hingga saat ini, penyebab gangguan ginjal akut masih belum pasti.