Bandung, Sonora.ID - Kepala Bidang PSMA (Pembinaan Sekolah Menengah Atas) Dinas Pendidikan (Disdik) Provinsi Jawa Barat (Jabar) I Made Supriatna menegaskan bahwa ada tiga "dosa" besar dalam dunia pendidikan yang sampai saat ini masih terjadi.
"Ada tiga dosa besar yang sampai sekarang masih kerap terjadi dalam dunia pendidikan. Tiga dosa besar itu adalah bullying (perundungan), intoleran dan pelecehan seksual, dan ini menjadi pekerjaan rumah semua pihak," tegas I Made dalam Rapat Kerja (Raker) Forum Osis Jawa Barat (FOJB) dengan Dinas Pendidikan di Kantor Dinas Pendidikan Jawa Barat Jl. Dr.Radjiman no.6 Kota Bandung, Rabu (2/11/2022).
Menurutnya, dibutuhkan kolaborasi antara Disdik, pihak sekolah, FOJB dan peran orang tua. Dengan demikian permasalahan ini bisa segera diatasi. Namun meskipun begitu, peran Osis di setiap sekolah sangat penting, karena Osis ini bersentuhan langsung dengan semua murid.
“Saya berharap FOJB dapat menjadi agen pendidikan dengan membantu mencegah 3 Dosa Besar dalam dunia Pendidikan,” tegasnya lagi.
Sementara itu, Ketua Umum FOJB Ahmad Jamaludin menjelaskan, FOJB saat ini tengah membuat formulasi, agar tiga dosa besar dalam dunia pendidikan ini bisa segera teratasi.
Ahmad mengatakan, untuk menyelesaikan permasalahan ini, harus dilakukan dari hulu sampai ke hilir. Sehingga pihaknya bisa memindai akar persoalan dari tiga dosa besar tersebut.
“Jadi nantinya FOJB akan fokus dulu terhadap kesehatan mental dan budi pekerti para pelajar. Karena dengan begitu akan ada pakem-pakem dalam berprilaku,” kata Ahmad.
Dalam waktu dekat, lanjut Ahmad, sebagai sebuah ikhtiar awal, FOJB akan menggelar kegiatan seminar kesehatan mental. Karena menurut dia, setiap masalah yang ditimbulkan berawal dari mentalnya yang tidak sehat.
“Agenda terdekat FOJB akan mengadakan seminar kesehatan mental bagi pelajar. Persoalan mental dikalangan pelajar ini sangat penting,” katanya.
Dalam kesempatan tersebut, dia juga menjelaskan, dengan adanya mental yang kuat, FOJB bisa mencetak para pemimpin yang memiliki mental yang kuat. Apalagi lanjut dia, saat ini eranya sosial media, ketika ada pendapat yang tidak sesuai dengan keinginan netizan harus bisa tahan banting.
“Jadi memang untuk menjadi seorang pemimpin harus memiliki mental yang kuat. Jangan sampai menjadi pemimpin yang baperan. Dihujat dikit laporin ke polisi dikritik sedikit langsung marah. Padahal kritik dan hujatan adalah obat agar kita terus berfikir tentang kemajuan bangsa,” papar Ahmad.
Sedangkan, Dewan Pembimbing FOJB, Fadly menyatakan siap menjadikan FOJB sebagai mitra dan agen pendidikan dalam mewujudkan pelajar juara.
Ia juga menuturkan FOJB telah berkolaborasi dengan berbagai pihak, baik instansi pemerintahan maupun pihak swasta seperti Telkom University, PT. Paragon Technology and Inovation dan Pondok Inspirasi dalam menciptakan program program kerja demi menjadikan FOJB sebagai pabrik pemimpin muda dan pelajar juara.