Pekanbaru, Sonora.ID - BKKBN Provinsi Riau terus melakukan penekanan penurunan angka stunting dengan aksi nyata melalui pengukuhan Dandim Dan Ketua Persit KCK Pekanbaru sebagai bapak dan bunda asuh anak stunting, Jumat (04/11/2022).
Kepala BKKBN Provinsi Riau Mardalena Wati Yulia menyampaikan Stunting merupakan masalah kekurangan gizi kronis yang di sebabkan oleh kurangnya asupan gizi dalam waktu yang cukup lama, sehingga menyebabkan gangguan pertumbuhan terhadap anak.
Ia juga menambahkan kondisi stunting di Provinsi Riau saat ini masih cukup tinggi yakni diangka 22,4%.
“Provinsi Riau masih berada di angka 22,4% dan kota pekanbaru berdasarkan survei kasus gizi indonesia berada paling rendah dari 12 kabupaten dan kota yang ada di provinsi riau, kita berada di angka 11,4%” ucap Mardalena.
Berdasarkan SSGI yang berlangsung saat ini, ia khawatir kota pekanbaru terjadi penambahan kasus stunting, sehingga perlunya pengawalan agar tidak terjadinya peningkatan kasus stunting di kota Pekanbaru.
Dalam pencegahan stunting BKKBN Riau melakukan langkah-langkah pencegahan seperti pemeriksaan kesehatan kepada calon pengantin minimal 3 bulan sebelum pernikahan.
“Dengan adanya screening atau pemeriksaan ini apakah si ibu beresiko melahirkan anak stunting atau tidak, melalui aplikasi El Simil yaitu elektronik siap nikah dan siap hamil, ada empat indikator yang di ukur tinggi badan, berat badan, lingkar tangan atas dan Hbnya” ujar mardalena.
Sejalan dengan ini BKKBN Provinsi Riau juga mengukuhkan Dandim dan Ketua Persit KCK Pekanbaru sebagai Bapak Asuh dan Bunda Asuh Anak Stunting guna menekan penurunan stunting di Kota Pekanbaru.
Komandan Kodim Pekanbaru 0301/Pekanbaru Nur Rohman yang dikukuhkan menjadi bapak asuh anak stunting mengatakan sudah melaksanakan program penanganan stunting yang ada di kota pekanbaru.
"Sebenarnya untuk kodim sudah melaksanakan bukan baru mau melaksanakan tapi kok malah banyak sekali kenaikan jumlah stunting, yang saya tanyakan kemarin datanya benar apa salah, mudah-mudahan data kemarin salah, kalo penambahan ini memang akurasi terhadap pendataan yang benar sehingga langkah kedepannya akan lebih tepat" jelas Nur.
Ia menambahkan dalam penanganan stunting tidak membutuhkan banyak teori melainkan aksi nyata dengan bertemu decision maker salah satunya pemko Pekanbaru.
Dalam menekan penurunan angka stunting kodim Pekanbaru juga telah melaksanakan langkah-langkah yang dapat menekan laju pertumbuhan stunting.
"Langkah-langkah yang sudah di lakukan oleh kodim, yang pertama pembersihan sampah, penanganan banjir, ketiga pendampingan ketahanan pangan, dan yang ke empat pendampingan tentang peternakan" Terangnya.
Setelah lingkungan bersih dan ketahanan pangan sudah tercukupi langkah selanjutnya adalah Babinsa masuk dapur, dan menyumbangkan hasilnya kepada warga yang kurang mampu.
Ia juga berharap selain ia dikukuhkan menjadi bapak asuh guna menekan penurunan stunting, ia juga mengajak seluruh warga Pekanbaru agar menjadi bapak dan bunda asuh untuk menekan angka stunting di Pekanbaru.
Dalam kegiatan ini juga dilaksanakan pemberian paket bantuan gizi kepada orang tua dan anak asuh stunting di sekitar lingkungan kodim Pekanbaru.