Sonora.ID - Ada pepatah "ibarat sayur tanpa garam", seolah menggambarkan pentingnya penggunaan garam dalam masakan, karena garamlah yang membuat makanan terasa gurih.
Garam dengan nama senyawa kimia sodium atau natrium chlorida (NaCl) merupakan bagian dari sodium yang sangat diperlukan tubuh. Tubuh memerlukan kandungan garam tertentu agar berfungsi dengan baik.
"Adalah sesuatu yang umum di masyarakat Indonesia jika dalam membuat masakan, banyak menggunakan bumbu dan rempah yang memiliki cita rasa tinggi," ucap Head of Public Relations Department Pt Ajinomoto Indonesia, Grant Senjaya pada acara “Horeka Sharing Knowledge dan Kampanye Bijak Garam di Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung (STPB/eNHaii) di Bandung, Jumat (11/11/2022).
"Padahal pola hidup sehat dengan asupan makanan bergizi seimbang dan pengurangan GGL (Gula, Garam, Lemak) sesuai anjuran Kemenkes RI sangat penting untuk diterapkan masyarakat," kata Grant.
Menurutnya, memang tidak dapat dipungkiri, garam atau natrium klorida (NaCl) ini memiliki peranan penting yang dibutuhkan tubuh sebagai zat gizi esensial untuk mewujudkan hidup sehat, kuat, dan aktif.
"Jika kelebihan apalagi kekurangan garam ini ya berisiko menjadi gangguan kesehatan," tegasnya.
Baca Juga: Cukup dengan Garam Bau Ketiak Bisa Langsung Hilang, Gak Percaya?
Grant memaparkan, jika kelebihan garam ini dapat memunculkan berbagai penyakit degeneratif seperti hipertensi, stroke, gagal jantung, diabetes, dan lainnya. Jika kekurangan, maka konsentrasi cairan di dalam tubuh akan tidak stabil.
"Nah, sebaiknya bagaimana kita menyeimbangkan dan mengendalikan asupan garam?Tubuh kita kan tetap memerlukan garam setiap harinya, jadi harus diatur, dan kita juga harus pahami komposisi atau takarannya biar tidak kelebihan atau kekurangan," paparnya.
"Dalam kesehatan itu, kebutuhan atau takaran natrium untuk orang dewasa di bawah atau kurang dari 2000 miligram perhari, sedangkan untuk garam di bawah 5 gram perhari," paparnya lagi.
"Dan umumnya ya banyak yang menggunakan garam melebihi takaran. Kadang dalam masakan pun kita juga tidak tahu takarannya, kecuali kita masak sendiri," kata Grant lagi.
"Kecenderungan kita'kan ingin makanan yang kita makan itu ada cita rasa yang tinggi, tapi satu sisi kita juga kepengen diet rendah garam. Nah dengan menggunakan bumbu umami seperti MSG bisa dijadikan solusi, namun juga harus sesuai takaran," imbuhnya.
"Jadi pada kampanye Bijak Garam ini, kami ingin mengedukasi masyarakat tentang pentingnya diet rendah garam dan mengajak keluarga Indonesia untuk hidup lebih sehat dengan mengurangi asupan atau penggunaan garam dalam mengolah makanan, namun tetap bisa memperoleh cita rasa yang tinggi," pungkasnya.
Baca Juga: 3 Weton yang Akan Kaya di Usia 50 Tahun, Berkat Kesabaran dan Kerja Keras