Jakarta, Sonora.ID – Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada 16-17 November 2022 memutuskan untuk menaikkan BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) sebesar 50 bps menjadi 5,25%, suku bunga Deposit Facility sebesar 50 bps menjadi 4,50%, dan suku bunga Lending Facility sebesar 50 bps menjadi 6,00%.
Keputusan kenaikan suku bunga tersebut sebagai langkah front loaded, pre-emptive, dan forward looking untuk menurunkan ekspektasi inflasi yang saat ini masih tinggi dan memastikan inflasi inti ke depan kembali ke dalam sasaran 3,0±1% lebih awal yaitu ke paruh pertama 2023, serta memperkuat kebijakan stabilisasi nilai tukar Rupiah agar sejalan dengan nilai fundamentalnya akibat kuatnya mata uang dolar AS dan tingginya ketidakpastian pasar keuangan global, di tengah peningkatan permintaan ekonomi domestik yang tetap kuat.
Hal itu dikatakan Gubernur BI, Perry Warjiyo (foto) saat membacakan hasil RDG Bulanan Bulan November 2022 yang disampaikannya secara livestreaming, Kamis (17/11/2022). Dalam kesempatan itu Perry Warjiyo juga mengatakan Bank Indonesia (BI) terus meningkatkan efisiensi sistem pembayaran melalui penguatan kebijakan dan akselerasi digitalisasi sistem pembayaran untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang inklusif.
“Transaksi ekonomi dan keuangan digital mengalami kenaikan ditopang oleh meningkatnya akseptasi dan preferensi masyarakat dalam berbelanja daring, perluasan dan kemudahan sistem pembayaran digital, serta akselerasi digital banking. Nilai transaksi uang elektronik (UE) pada Oktober 2022 tumbuh 20,19% (yoy) mencapai Rp35,1 triliun dan nilai transaksi digital banking meningkat 38,38% (yoy) menjadi Rp5.184,1 triliun sejalan dengan normalisasi mobilitas masyarakat,”jelasnya.
Baca Juga: Gubernur BI: Ada 5 Strategi Majukan Sukuk Hijau dan Digitalisasi Ekonomi Syariah
Sementara itu, Lebih lanjut dia menerangkan, nilai transaksi pembayaran menggunakan kartu ATM, kartu debet dan kartu kredit mengalami peningkatan 23,52% (yoy) menjadi Rp691,6 triliun. Di sisi lain, jumlah Uang Kartal Yang Diedarkan (UYD) pada Oktober 2022 meningkat 6,04% (yoy) mencapai Rp905,9 triliun.
“Bank Indonesia terus memastikan ketersediaan uang Rupiah dengan kualitas yang terjaga di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI),” terang Perry mengakhiri.