Find Us On Social Media :
Pentas Indonesia Kita Episode 38 Lakon Orang-Orang Berbahaya adegan Cak Lontong dan Akbar menyamar sebagai detektif berbincang dengan Susilo Nugroho sebagao dokter di Teater Besar, Taman Ismail Marzuki, Jakarta, Kamis (17/11/22) (Foto: S Jumar Sudiyana)

Butet Kertaradjasa: Jelang Tahun Politik Indonesia Kita Sajikan Pentas Orang-Orang Berbahaya

Jumar Sudiyana - Jumat, 18 November 2022 | 12:58 WIB

Jakarta,Sonora.Id - Indonesia Kita menyelenggarakan pertunjukan teater ke-38 di Teater Besar Taman Ismail Marzuki dengan menyajikan cerita detektif yang diberi sentuhan kritik sosial dan politik bertema 'Orang-Orang Berbahaya'. Pentas teater ini digelar untuk menutup 2022 sekaligus menyambut tahun politik 2024 mendatang. 

Indonesia Kita kembali bekerja sama dengan Djarum Foundation dan Pertamina menyelenggarakan pertunjukan pada 17-18 November 2022 di Teater Besar Taman Ismail Marzuki, Jakarta Pusat. Untuk pertama kalinya dua sosok kreatif dalam Indonesia Kita yakni Butet Kartaredjasa dan Agus Noor menyuguhkan cerita bergaya baru dalam pentas 'Orang-Orang Berbahaya'. 

Penonton diajak menyaksikan cerita soal dua orang detektif yang menyelidiki suatu kasus pembunuhan. Penonton juga bisa menyaksikan bahwa penguasa di masa lalu masih memiliki kekuasaan hingga sekarang, mulai dari hakim hingga pensiunan polisi. Penyelidikan dua detektif akan memecahkan teka-teki pandemi kegilaan yang menjangkit banyak orang.

Pendiri Indonesia Kita, Butet Kartaredjasa, ingin menyampaikan pesan kepada para penonton di tahun-tahun jelang Pemilu 2024 hendaklah masyarakat selektif untuk benar-benar memilih pemimpin yang layak. Butet bersama Agus Noor juga terinspirasi banyaknya kasus-kasus yang belum terpecahkan di Indonesia. Hal tersebut yang menyentuh rasa kemanusiaannya.

Sementara itu Direktur Kreatif Indonesia Kita Agus Noor menyatakan, baru kali ini Indonesia Kita menyajikan cerita detektif. Meski demikian, tetap ada ciri khas tersendiri dari Indonesia Kita, di mana kejutan cerita akan muncul di bagian akhir. Begitu pula dengan sentuhan kritik sosial politik yang masih tetap menyertai.

Dua orang detektif menyamar untuk bisa masuk ke dalam rumah sakit itu, dan mendapati banyak pejabat-pejabat tinggi di masa lalu, ada di sana, dari mulai hakim sampai pensiunan polisi. Orang-orang “penting” di masa lalu inilah yang akan membuat kedua detektif ini menemukan kisah-kisah masa lalu yang mencengangkan.

“Setelah 37 pertunjukan, rasanya memang perlu penyegaran cerita,” ujar Agus Noor, Direktur Kreatif Indonesia Kita, dalam siaran pers, dikutip Kamis (17/11/22).

Agus Noor menambahkan, memecahkan teka-teki sebenarnya hal mengasyikkan yang selalu digemari manusia dari masa ke masa. Para pembaca buku fiksi pasti juga familiar dengan cerita-cerita misteri pembunuhan seperti Sherlock Holmes dan karya-karya Agatha Christie. Itu cerita-cerita klasik yang masih digemari hingga sekarang.

“Saya rasa, masyarakat Indonesia perlu untuk terus mengasah keingintahuan akan pemecahan persoalan untuk menguak kebenaran, karena banyak sekali sebenarnya kasus-kasus kejahatan yang tak terpecahkan di sekitar kita. Di pertunjukan ini, dengan style Indonesia Kita, kami mau mengajak penonton untuk sama-sama jadi detektif,” jelasnya.