Find Us On Social Media :
Training of Trainers yang diselenggarakan Kemenkominfo dan diikuti oleh Kemendikbudristek. (Dok. Kemenkominfo RI)

Ikuti Training of Trainers (ToT), ASN Kemendikbudristek Makin Cakap Digital

Saortua Marbun - Senin, 28 November 2022 | 13:05 WIB

Sonora.ID - Sebanyak 30 Aparatur Sipil Negara (ASN) di lingkungan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) mengikuti kegiatan Training of Trainers (ToT) Literasi Digital yang diselenggarakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika RI (Kemenkominfo).

Kegiatan dilaksanakan secara offline di Hotel Harris, Sentul, Kabupaten Bogor pada hari Senin dan Selasa tanggal 14 hingga 15 November 2022.

Kegiatan Literasi Digital segmen pemerintahan bertujuan untuk mempersiapkan para ASN Kemendikbudristek dengan pemahaman Literasi Digital untuk menjadi Trainer literasi
digital di lingkungan pemerintahan pada tahun 2023 mendatang.
 
Kegiatan ini merupakan bagian dari usaha meningkatkan literasi digital secara kognitif dan praktis bagi ASN di Indonesia menuju transformasi digital Indonesia.
 
Kapasitas masyarakat Indonesia perihal Literasi Digital memiliki skor 3.49 dari 5.00 yang berada dalam kategori “sedang”.
 
Baca Juga: Jokowi Sebut Ciri Pemimpin yang Baik, Ridwan Kamil dan Ganjar Langsung Cat Rambut!

Hal ini berdasarkan Survei Indeks Literasi Digital Nasional yang dilakukan oleh Kemenkominfo dan Katadata Insight Center pada tahun 2021.

Kegiatan Literasi Digital di segmen pemerintahan merupakan salah satu inisiasi Kemenkominfo dalam mempercepat transformasi digital di Indonesia.
 
Direktur Pemberdayaan Informatika Kemenkominfo yang diwakili oleh Ketua Tim Literasi Digital Segmen Pemerintahan, Niki Maradona, dalam sambutannya menyampaikan bahwa kegiatan ToT diharapkan dapat meningkatkan kompetensi ASN mengenai literasi digital. 
 
“Kegiatan ini bertujuan untuk menciptakan trainer literasi digital di lingkungan Kemendikbudristek yang nantinya diharapkan dapat mendorong ASN mengadopsi teknologi digital untuk meningkatkan pelayanan publik,” ungkapnya.
 
Hanjar Basuki selaku Analis Kebijakan Ahli Madya yang datang mewakili Plt. Kepala Biro
Sumber Daya Manusia (SDM) Kemendikbudristek turut memberikan sambutan dengan apresiasi terhadap Kemenkominfo yang memfasilitasi kegiatan ToT. 
 
“Diharapkan nantinya para trainer dapat menyalurkan ilmu mengenai literasi digital kepada seluruh pegawai Kemendikbudristek demi mengawal program-program Kementerian/Lembaga untuk mendukung visi misi Presiden,” jelasnya.
 
Sesi pertama dalam kegiatan ini membahas mengenai Keterampilan dan Keselamatan
Digital yang dibawakan oleh Teddy Sukardi dan Mohammad Iqbal selaku praktisi literasi
digital.
 
Baca Juga: Pimpin Pertemuan Gubernur di BIMP-EAGA, Sutarmidji: Penguatan Forum Dukung Pertumbuhan Ekonomi Daerah

Teddy Sukardi menyampaikan mengenai perangkat keras dan perangkat lunak teknologi digital.

Para ASN diharapkan dapat memahami mengenai perangkat-perangkat tersebut sehingga dapat digunakan dalam memudahkan pekerjaan.
 
"ASN harus memahami penggunaan perangkat dan aplikasi. Itu dapat digunakan untuk mengembangkan konten digital dalam konteks bidang pekerjaan,” tutur Teddy.
 
Setelah penyampaian materi mengenai perangkat dan keamanan digital, Mohammad Iqbal melanjutkan dengan pengenalan aplikasi yang dapat digunakan untuk menunjang pekerjaan serta praktek dalam menggunakannya.
 
Materi selanjutnya berkenaan dengan Etika Digital bagi ASN yang diisi oleh Cahyo Edhi
Widyatmoko dan Tri Hadiyanto Sasongko.
 
Pada kesempatan tersebut, Cahyo menegaskan pentingnya peran ASN dalam penyampaian etika digital kepada masyarakat. 
 
“Etika digital merupakan jenis soft skill yang menjadi tantangan bagi Bapak dan Ibu sebagai ASN karena [berperan] membantu menyadarkan netizen bahwa dunia maya juga membutuhkan etika,” tuturnya. 
 
Cahyo juga menyampaikan pada para peserta mengenai situs lapor.go.id dan layanan.kominfo.go.id sebagai medium pengaduan publik.
 
Materi dilanjutkan oleh Tri Hadiyanto Sasongko yang menyampaikan mengenai peran media sosial bagi sektor pemerintahan. Menurut Tri, ASN harus memahami hal-hal yang boleh dan dilarang untuk dilakukan. 
 
“Dunia virtual juga membutuhkan kehati-hatian. Terdapat sanksi bagi ASN yang menyampaikan pendapat [berisi] ujaran kebencian di sosmed. Hal tersebut dikategorikan pelanggaran berat,” tutur Tri.
 
Pada kesempatan yang sama, materi mengenai Keamanan Digital juga turut dibawakan. Narasumber yang menjadi pemateri adalah Andri Johandri dan Hari Singgihnugroho.
 
Baca Juga: Pelajar SMKN 9 Medan Tewas, 5 Pelaku Tawuran Terancam Hukuman 12 Tahun Penjara
 
Andri menjelaskan mengenai maraknya kebocoran dan pencurian data di era pesatnya teknologi informasi seperti sekarang ini.
 
"Dunia internet itu rawan diretas. Tidak ada yang bisa menjamin keamanan data. Bahkan sekarang ini kita bisa lihat bahwa banyak domain universitas [.ac.id] yang diretas oleh hacker,” jelasnya. 
 
Andri juga menambahkan bahwa, setiap orang harus membekali diri dengan kemampuan digital sehingga bisa mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan.
 
Hari Singgihnugroho melanjutkan materi mengenai Keamanan Digital dalam konteks pentingnya privasi data dan informasi. Kedaulatan informasi terkadang dianggap tidak terlalu penting untuk dipertahankan, padahal informasi merupakan aset yang sangat penting.
 
“Informasi harus dilindungi karena sebetulnya target pencurian [dari peretasan] adalah informasi yang kita miliki,” jelasnya.
 
Di hari selanjutnya, Dr. Istiani menyampaikan materi mengenai Budaya Digital di Sektor Pemerintahan.
 
“Transformasi digital selalu bicara tentang manusia, bukan teknologi. Hard skill bisa dipelajari, namun hal yang berkaitan dengan manusia itu kompleks. Jadi kita harus bisa [menelaah] dengan pendekatan psikologi,” ujarnya.
 
Sesi dilanjutkan oleh Dr. Irene Camelyn Sinaga dari Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) dengan materi tentang Ideologi Pancasila.
 
Tidak hanya mengenai empat pilar literasi digital dan pembinaan ideologi Pancasila, para peserta juga dibekali materi mengenai Undang-undang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE) dan Perlindungan Data Pribadi (PDP) oleh Teddy Sukardi.
 
Tujuannya supaya peserta mengetahui regulasi yang berkaitan dengan era digital.
 
Kegiatan Literasi Digital segmen Pemerintahan merupakan salah satu rangkaian kegiatan dalam program Indonesia Makin Cakap Digital yang diinisiasi oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika RI (Kemenkominfo) untuk memberikan literasi digital kepada 50 juta orang masyarakat Indonesia hingga tahun 2024.