Surabaya, Sonora.ID – Pemkot Surabaya masih terus berjuang mengentaskan stunting dengan dengan berbagai cara, mulai dari sosialisasi hingga menyediakan pelayanan kesehatan bagi ibu dan anak di pusat kesehatan masyarakat (puskesmas).
Ada berbagai cara yang dilakukan oleh Eri bersama jajarannya di Pemkot Surabaya. Salah satunya adalah dengan membagikan sekaligus sosialisasi manfaat Tablet Tambah Darah (TTD) bagi remaja putri.
Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak serta Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3A-PPKB) Kota Surabaya, Tomi Ardiyanto mengatakan, pemberian TTD itu dilakukan secara rutin setiap seminggu sekali kepada remaja putri di sekolah dan bisa diambil di puskesmas seluruh wilayah Kota Pahlawan.
Bukan hanya itu saja, Ketua Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Kota Surabaya ini menerangkan, pemkot juga melakukan sosialisasi kepada calon pengantin (catin) melalui program Pendampingan 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK).
Program ini, pemkot menggandeng Tim Pendamping Keluarga (TPK) untuk melakukan penyuluhan dan pemantauan kesehatan kepada sasaran yang berisiko stunting.
Di dalam kegiatan tersebut, para ibu yang baru memiliki anak usia balita akan diberikan penyuluhan Pemberian Makanan Tambahan (PMT).
“Ada pula pemberian Taburan Ceria (Taburia) multivitamin dan mineral untuk balita, memberikan menu sehat pada ibu balita serta mempraktikkan demo memasak makanan sehat. Pak Wali Kota juga ada program pemberian permakanan stunting, Kampung ASI, Jago Ceting yang digerakkan bersama PKK dan lintas sektor, imunisasi, aksi konvergensi penanganan stunting dan masih banyak lainnya,” papar Tomi.
Menurutnya, dengan berbagai program itu, pemkot terbukti berhasil mengurangi stunting di Kota Pahlawan.
Tomi menerangkan, penurunan jumlah balita stunting itu tak lepas dari 8 aksi konvergensi yang dilakukan oleh pemkot selama ini.
“Dengan konvergensi tersebut, sehingga tersusun pemecahan masalah yang ditemukan dengan
intervensi sensitif mencapai 70 persen dan spesifik 30 persen, sesuai masing - masing wilayah di kelurahan dan kecamatan,” jelasnya.
Tomi menambahkan, dalam menangani stunting, pemkot tidak lepas dari peran Ketua Tim Penggerak (TP) PKK Kota Surabaya, Rini Indriyani (Eri Cahyadi). Kontribusinya beragam, diantaranya yaitu memberikan edukasi dan motivasi berupa capacity building bagi 6.642 TPK se-Surabaya.
"Beliau juga memberikan edukasi dan memberikan susu, mikronutrien, paket sembako bagi para Ibu hamil resti (resiko tinggi) stunting di setiap kelurahan. Selain itu juga melakukan memimpin program Surabaya Emas (Eliminasi Masalah Stunting)," pungkasnya.