Find Us On Social Media :
Indonesia Tahan Resesi 2023: Pemerintah Optimistis Tapi Tetap Waspada (Sonora.ID)

Indonesia Tahan Resesi 2023: Pemerintah Optimistis Tapi Tetap Waspada

Debbyani Nurinda - Rabu, 30 November 2022 | 18:14 WIB

Sonora.ID – Pertumbuhan ekonomi global diperkirakan bakal terkoreksi cukup dalam pada 2023.

Imbas dari inflasi tinggi di berbagai negara terutama negara maju dan diperparah oleh pecahnya perang Rusia dan Ukraina yang belum juga mereda.

IMF dan banyak lembaga internasional lainnya memproyeksikan adanya koreksi cukup signifikan untuk tahun depan, yang diumumkan mulai dari Januari, April, Juli, dan Oktober namun, pemerintah tetap memasang sikap optimistis namun waspada.

Kenapa bisa optimistis? Melalui acara Smart Business Outlook 2023, Kepala Pusat Kebijakan Ekonomi Makro (PKEM), Abdurohman, S.E., M.Sc., Ph.D. menjelaskan bahwa kinerja ekonomi Indonesia dari kuartal IV/2021 sampai dengan kuartal III/2022 selalu tumbuh di atas 5 persen.

“Bahkan di kuartal III/2022 kemarin kita mampu tumbuh 5,7 persen cukup mengejutkan bagi para analis. Proyeksi kami kebetulan sangat dekat di 5,7 persen dan realisasinya 5,72 persen. Jadi sejak 4 kuartal terakhir alhamdulillah proyeksi kami sangat dekat dengan angka BPS,” ujarnya.

Baca Juga: Resesi 2023 Justru Harus Beli Saham? Ryan Filbert: Lihat Momentum

Dari sisi pemulihan Indonesia pada 2022 dibandingkan dengan pra-pandemi di 2019  tumbuh 6,6 persen di atas level pra pandemi.

Namun, jika dilihat banyak negara tahun ini tumbuh di atas 10 persen tapi karena basisnya sangat rendah pada 2020, karena mereka terkontraksi sangat dalam sehingga reboundnya cukup tinggi.

“Pertumbuhan 6,6 persen Itu tidak mudah karena masih banyak negara yang berkutat untuk kembali ke level pra pandemi, seperti Thailand outlooknya masih di bawha level prapandemi, karena mereka mengandalkan sektor pariwisata dan sektor itu belum pulih ke level prapandeminya,” paparnya.

Kemudian, dari sisi global yang pengaruhnya cukup besar adalah mengenai turunnya prospek ekonomi global, yang akan berpengaruh pada turunnya permintaan global.

Hal ini yang akan punya dampak ke ekonomi Indonesia yang punya sistem terbuka.