Sonora.ID - Gempa yang mengguncang daerah Cianjur dan sekitarnya pada 21 November silam telah menelan korban sebanyak 327 jiwa meninggal dunia, 703 jiwa luka-luka, 13 jiwa masih dalam pencarian, dan 108.720 jiwa terpaksa mengungsi.
Selain korban jiwa, gempa tersebut juga mengakibatkan kerugian di berbagai sektor salah satunya adalah sektor pendidikan.
Di mana terdapat 665 satuan pendidikan terdampak yang terdiri dari 2.393 ruang kelas mengalami rusak parah sehingga proses belajar mengajar menjadi terganggu.
Plt. Deputi bidang Koordinasi Peningkatan Kualitas Pendidikan dan Moderasi Beragama Kemenko PMK Aris Darmansyah mengatakan bahwa saat ini pemerintah sedang menginventarisir segala kebutuhan darurat pada sektor pendidikan.
"Pada sektor pendidikan saat ini pemerintah terus berupaya untuk memenuhi segala kebutuhan yang sangat mendesak mulai dari penyiapan lokasi sekolah darurat hingga sarana penduku pembelajaran darurat lainnya," ujar Aris pada Rapat Koordinasi Teknis Penanganan Pasca Gempa Cianjur Pada Sektor Pendidikan dan Penanganan Anak secara daring, Rabu (30/11/2022).
Baca Juga: KPK Pantau Investasi Telkomsel ke GOTO
Sampai dengan saat ini, pemerintah melalui Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) telah menyalurkan sejumlah bantuan pendidikan seperti 75 tenda kelas darurat, 20 tenda keluarga, 500 set meja lipat, 71 School In The Box, dan 2.500 paket perlengkapan belajar siswa.
Informasi tersebut disampaikan oleh Kepala Biro Umum, Pengadaan Barang, dan Jasa Kemendikbudristek Triyantoro.
Ia mengatakan bahwa masyarakat dapat ikut berpartisipasi dalam memberikan bantuan pendidikan bagi para korban yang terdampak.
"Partisipasi aktif masyarakat baik dalam memberikan sumbangsihnya maupun membantu penyaluran bantuan pendidikan ini sangat kita harapkan," ungkapnya.
Selain itu, pemerintah juga mengupayakan pemberian perlindungan dan pendampingan terhadap anak-anak yang menjadi korban bencana alam tesebut karena anak-anak merupakan salah satu kelompok yang rentan terkena masalah psikologis pasca gempa.
Deputi Bidang Koordinasi Peningkatan Kualitas Anak, Perempuan, dan Pemuda Kemenko PMK Femmy Eka Kartika Putri mengatakan salah satu bentuk perlindungannya melalui dukungan Psikososial Anak.
"Dukungan Psikososial pada anak ini dilakukan untuk mengurangi perasaan trauma pasca terjadinya gempa serta memberikan ketenangan dan meningkatkan toleransi diantara korban," jelas Deputi Femmy.
Sejalan dengan hal tersebut, menurut Nahar selaku Deputi Bidang Perlindungan Khusus Anak Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KemenPPA) mengatakan bahwa pemerintah telah mengirimkan tim pendamping dalam rangka penyelenggaraan perlindungan khusus anak di situasi darurat bencana.
Baca Juga: Pastikan Keamanan Nataru, Jasa Raharja dan Korlantas Polri Gelar Survei Kesiapan Operasi Lilin Candi 2022
"Kami juga telah mengirimkan tim pendamping dan telah mendirikan Tenda Ramah Perempuan dan Anak untuk menyelenggarakan Layanan Dukungan Psikososial," ujar Nahar
Penyelenggaraan Layanan Dukungan Psikososial dilakukan pada lima Kecamatan yaitu Kecamatan Cugenang, Kecamatan Cianjur, Kecamatan Warungkondang, Kecamatan Gekbrong, dan Kecamatan Pacet.
Pemenuhan kebutuhan dasar dan khusus anak yang telah dilakukan terdiri atas kebutuhan pangan, sandang, pemukiman, pendidikan, layanan kesehatan, belajar dan rekreasi, jaminan keamanan, serta persamaan perlakuan.