Sonora.ID - Pola lantai Tari Seudati yang berasal dari Aceh terbagi menjadi sembilan. Selain memiliki pola lantai tersendiri, Tari Seudati juga punya gerakan khas.
Dikutip dari Gramedia, Tari Seudati adalah tari tradisional yang berkembang di daerah pesisir dan dianggap sebagai bentuk baru dari Tari Ratih atau Ratoh.
Sementara itu, menurut Warisan Budaya Takbenda Indonesia dalam laman Kementrian Kebudayaan dan Pendidikan (Kemendikbud), dijelaskan bahwa Tari Seudati ditampilkan oleh delapan orang laki-laki sebagai penari utama.
Kedelapan penari memiliki peran masing-masing, satu orang sebagai pembantu syeh, dua orang sebagai pembantu di sebelah kiri disebut apeetwie, satu orang pembantu di belakang yang disebut peet bak, dan tiga orang pembantu biasa.
Baca Juga: 10 Contoh Tari Tunggal di Indonesia, Beserta Daerah Asalnya!
Menelisik sejarahnya, tarian ini diprakasai oleh Syeh Tam dan berasal dari Desa Gigieng, Kecamatan Simpang Tiga, Pidie, sebelum akhirnya berkembang lebih luas dari desa ke desa sampai ke seluruh Aceh.
Tari Seudati berfungi sebagai sarana dakwah untuk menyebarkan agama Islam, membangkitkan semangat, dan juga mengajarkan nilai kehidupan karena memiliki filosofi dalam tarianya.
Gerakan Tari Seudati
Dilansir dari Kompas.com, gerak dasar Tari Seudati terdiri dari meloncat, melangkah, memukul dada (dhiet), memetik jari (ketrep jaroe), dan menghentakkan kaki ke lantai (geddham kaki).
Sebagai tari berkelompok, terdapat dua gerakan Tari Seudati, yakni: