Find Us On Social Media :
Rapat Koordinasi Teknis Kerjasama Kemitraan BKBBN bersama Perguruan Tinggi se-Sulawesi Selatan (Dok BKKBN Sulsel)

Perguruan Tinggi Komitmen Atasi Persoalan Stunting di Sulawasi Selatan

Dian Mega Safitri - Selasa, 6 Desember 2022 | 20:20 WIB

Makassar, Sonora.ID - Perguruan tinggi se-Sulawesi Selatan berkomitmen akan bersama-sama BKKBN mengawal program nasional penurunan stunting.

Komitmen tersebut disampaikan saat Rapat Koordinasi Teknis Kerjasama Kemitraan bersama Perguruan Tinggi se-Sulawesi Selatan bertempat di Hotel Claro Makassar,belum lama ini.

Kegiatan itu dihadiri sebanyak 34 Perguruan Tinggi yang telah bekerjasama dengan BKKBN Sulsel melalui MoU.

Perguruan Tinggu itu terlibat secara penuh dalam optimalisasi penyelenggaran Program Bangga Kencana lewat implementasi Tri Dharma Perguruan Tinggi yakni KKN Tematik dan Mahasiswa Peduli Stunting pada Program Kampus Merdeka.

Kepala Perwakilan BKKBN Sulawesi Selatan, Andi Ritamariani mengatakan, kegiatan ini bertujuan meningkatkan komitmen dan peran serta Perguruan Tinggi dalam pelaksanaan Program Bangga Kencana dan Percepatan Penurunan Stunting.

Baca Juga: Perguruan Tinggi Amerika Kembangkan Jejaring Kerja Sama dengan Perguruan Tinggi di Indonesia melalui IISMA

"Mengentaskan masalah Stunting diperlukan upaya-upaya nyata yang memberikan dampak terhadap penurunan Stunting, tentunya di dukung mitra kerja lintas sektor, salah satunya perguruan tinggi," ujar Andi Rita.

Dikatakan Andi Rita, Pemerintah telah menetapkan stunting sebagai program prioritas nasional.

Komitmen ini diwujudkan dengan masuknya stunting ke dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional atau RPJMN 2020-2024 dengan target penurunan yang cukup signifikan dari kondisi 27,6 persen pada tahun 2019 ditargetkan menjadi 14 persen pada tahun 2024.

Menurut dia, dalam merumuskan kebijakan Percepatan Penurunan Stunting (PPS) dibutuhkan dukungan dan kolaborasi akademisi dari Perguruan Tinggi melalui kajian penelitian maupun studi kasus.

“Kegiatan ini untuk mendapatkan masukan dari akademisi melalui kajian-kajian kependudukan dan seperti apa teknis pelaksanaannya bisa didiskusikan bersama,”imbuhnya.