77 Contoh Majas Personifikasi dalam Kehidupan Sehari-hari, Lengkap!

Sonora.ID - Majas adalah gaya bahasa yang digunakan untuk menggambarkan sesuatu. Majas memiliki banyak jenis, salah satunya yang kerap digunakan dalam kehidupan sehari-hari adalah majas personifikasi.

Majas adalah salah satu bentuk gaya bahasa yang biasanya digunakan dalam membuat sebuah kalimat menjadi semakin hidup. 

Dikutip dari Gramedia.com, majas personifikasi adalah sebuah gaya bahasa yang indah, uang biasanya digunakan untuk mengungkapkan maksud tertentu pada sebuah tulisan, karya sastra, maupun ucapan untuk memberikan sifat manusiawi terhadap suatu benda di kehidupan nyata yang tidak memiliki sifat seperti itu.

Dengan kata lain, majas ini membuat benda mati bergerak seperti manusia atau makhluk hidup.

Ciri-ciri majas personifikasi adalah:

1. Menggunakan kata yang menggambarkan sifat manusia
2. Membandingkan benda mati layaknya benda yang hidup
3. Melibatkan panca indera

Baca Juga: Majas Perumpamaan Lengkap dengan Pengertian, Ciri, dan Contoh

Agar lebih jelasnya, berikut ini adalah 77 contoh majas personifikasi dalam kehidupan sehari-hari.

1. Aku terus berjalan seorang diri di dalam kegelapan malam sampai tidak menyadari bahwa matahari telah terbangun dari peraduannya untuk menggantikan tempat tinggal bulan.
2. Aku tidak akan lagi larut di dalam kesedihan. Aku yakin jika esok hari akan menjadi lebih cerah dengan sinar mentari yang tersenyum ceria menyapaku pada pagi hari nanti.
3. Aku paling gemar berjalan melewati toko kue di seberang jalan itu, karena setiap hari ada bau panggangan kue sang koki yang sangat menggoda penciumanku.
4. Tarian daun berguguran begitu indah dilihat saat senja seperti ini.
5. Bulan dan bintang akan terus menemani perjalanan malam ini.
6. Sudah dua jam lebih pemadam kebakaran bertarung melawan api di lokasi kebakaran.
7. Malam itu, bulan mengintip di balik awan bersama dedaunan yang ikut menari mengikuti alunan musik malam
8. Bulir padi menunduk seraya mengucapkan selamat pagi kepada para pejalan kaki.
9. Hujan kembali menari-nari di halaman rumahku.
10. Lagu-lagu kebangsaan selalu memanggil jiwa nasionalisme kita.
11. Pesawat terbang itu hilang ditelan Bumi.
12. Kebangkrutan yang dialami perusahaan itu mencekik leher karyawan.
13. Angin topan mengamuk dan mencoba merobohkan puluhan rumah penduduk Desa Suluh.
14. Kami duduk di tepi pantai sambil melihat obak yang saling berkejaran.
15. Kobaran api melahap puluhan rumah dalam waktu sekejap saja.
16. Matahari baru saja kembali ke peraduannya, ketika kami tiba di sana.
17. Kaulah kandil kemerlap, peliat jendela di malam gelap, melambai pulang perlahan, sabar setia selalu (Nyanyi Sunyi, Amir Hamzah)
18. Bulan dan bintang bercumbu mengiringi suasana malam yang sunyi.
19. Peluit petugas kereta api menjerit di tengah hiruk pikuk suasana stasiun.
20. Sepi menyanyi, malam dalam mendoa tiba.
21. Meriak muka air kolam jiwa.
22. Dan dalam dadaku memerdu lagu, menari-nari seluurh aku (Deru Campur Debu, Chairil Anwar)
23. Angi membelai rambutnya yang tergerai.
24. Bulan tersenyum kepada bintang.
25. Di atas sana ada rembulan yang cantik bagaikan bidadari sedang tersenyum padaku.
26. Hujan kembali menari-nari di halaman rumahku.
27. Lagu-lagu kebangsaan selalu memanggil jiwa nasionalisme kita.
28. Pesawat terbang itu hilang ditelan Bumi.
29. Kebangkrutan yang dialami perusahaan itu mencekik leher karyawan.
30. Angin topan mengamuk dan mencoba merobohkan puluhan rumah penduduk Desa Suluh.
31. Kami duduk di tepi pantai sambil melihat obak yang saling berkejaran.
32. Kobaran api melahap puluhan rumah dalam waktu sekejap saja.
33. Matahari baru saja kembali ke peraduannya, ketika kami tiba di sana.
34. Kaulah kandil kemerlap, peliat jendela di malam gelap, melambai pulang perlahan, sabar setia selalu (Nyanyi Sunyi, Amir Hamzah)
35. Bulan dan bintang bercumbu mengiringi suasana malam yang sunyi.
36. Peluit petugas kereta api menjerit di tengah hiruk pikuk suasana stasiun.
37. Sepi menyanyi, malam dalam mendoa tiba.
38. Meriak muka air kolam jiwa.
39. Dan dalam dadaku memerdu lagu, menari-nari seluurh aku (Deru Campur Debu, Chairil Anwar)
40. Angi membelai rambutnya yang tergerai.
41. Bulan tersenyum kepada bintang.
42. Di atas sana ada rembulan yang cantik bagaikan bidadari sedang tersenyum padaku.
43. Cabang ayunan pohon berayun di tepi sungai.
44. Gulma di depan rumah saya menghalangi pandangan jalan.
45. Bingkisan hadiah itu menggelitik tangan saya untuk segera membukanya.
46. Genangan lumpur menahan diri sejenak.
47. Gelang emas itu mencengkeram pergelangan tangannya dengan erat.
48. Koran lokal menulis kisah perjuangan hidupnya.
49. Pohon bambu di belakang rumah berbisik bisik tertiup angin sore
50. Sepasang mata boneka itu bersinar tajam menatapku di kegelapan malam
51. Angin sepoi sepoi membelai lembut bumi dan seluruh isinya agar tertidur lelap
52. Setiap pagi alarm handphone bernyanyi membangunkanku dari kesiangan
53. Mobil pemadam kebakaran meraung raung memecah keheningan pagi
54. Ombak tinggi menerjang seluruh kapal nelayan
55. Badai tsunami menyapu bersih apapun yang dilaluinya
56. Kursi goyang itu menidurkan nenekku dengan ayunannya
57. Gempa mengoyang goyang seluruh gedung pencakar langit
58. Lonceng stasiun memberitahu para penumpang untuk bergegas naik kereta
59. Desas desus tentang dirinya sudah terbang menyebar ke seluruh penjuru negeri
60. Hujan lebat kemarin menghanyutkan beberapa rumah
61. Obat batuk itu menghangatkan tenggorokkannya
62. Sepeda tua itu selalu setia menemaninya kemana pun ia pergi
63. Narkoba itu sudah menghabiskan sisa hidupnya di jeruji besi
64. Bintang malam ini berkedip kedip menerangi seluruh isi kota
65. Embun pagi memandikan pohon-pohon
66. Bulan dan bintang akan menemani perjalanan kita malam ini
67. Matahari pun tersipu malu melihat wajahnya yang cantik menawan
68. Aroma masakan di rumah itu menggoda setiap orang untuk mencicipinya
69. Mentari pagi tersenyum menyapa anak-anak yang sedang berjalan
70. Gedung-gedung tinggi membusungkan dada dengan sombongnya
71. Angin datang kasih kabar
72. Mungkin semesta ini sudah bosan melihat tingkah laku manusia
73. Mobilmu sudah tua renta, tulang-tulangnya tak lagi berdaya
74. Pasir berbisik di tengah sejuknya udara pagi
75. Bintang-bintang bernyanyi, bulan pun tersenyum
76. Angin membelai rambutnya yang tergerai
77. Baunya menyengat, merasuk masuk ke dalam hidung

Baca berita update lainnya dari Sonora.id di Google News.

Baca Juga: Pengertian, Contoh dan Tujuan dari Kalimat Majas Repetisi