Find Us On Social Media :
Komunitas GARAM ()

Peran Komunitas GARAM Ditengah Masyarakat

Jati Sasongko - Minggu, 11 Desember 2022 | 13:20 WIB

Palembang, Sonora.ID – Dilatarbelakangi keprihatinan di tengah masyarakat bagaimana peduli terhadap lingkungan terkait isu terbesar mengenai perubahan iklim yang mengancam kerusakan lingkungan seperti bencana, banjir, dan global warming, Komunitas GARAM ingin ikut berbuat sesuatu dengan langkah-langkah kecil yang konkret.

"Gerakan ini bisa dicontoh gerakan lain, komunitas GARAM (gerak alam ragi masyarakat) punya visi itu. Tindakan kecil yang bisa dilakukan, nantinya menjadi gerakan bersama di masyarakat,” ujar RD. Ignatius Sukari, Ketua Komunitas GARAM (Gerak Alam Ragi Masyarakat) Paroki Santo Yoseph Palembang kepada Sonora FM Palembang (7/12/2022).

Kepedulian GARAM yang paling konkret adalah pengelolaan sampah, sampah bisa dimanfaatkan untuk hal-hal produktif, menyebutnya mengumpulkan barang-barang bekas atau barang-barang daur ulang.

“Saat ini yang paling menggelisahkan kita adalah sampah-sampah yang sulit terurai seperti plastic, botol-botol minuman, ember bekas. Bila disimpan dirumah akan bertumpuk, dimulai dari keluarga masing-masing bila ada barang-barang itu dikumpulkan, dititipkan. Komunitas GARAM mencoba memanfaatkan lebih missal untuk kerajinan, pot-pot media tanam. Yang gampang terurai seperti sampah organik dikumpulkan bisa dijadikan pupuk atau kompos, untuk pakan ternak, membudidayakan maggot dari sampah organik,” ujarnya.

Baca Juga: Balai Bahasa Sumsel Luncurkan Kamus Bahasa Palembang – Indonesia versi Online

GARAM melibatkan beberapa orang dalam tim dan memiliki tugas antara lain memberikan edukasi kesadaran perlunya mengelola sampah, merangsang teman-teman untuk kreatif baik disekolah-sekolah, kelompok-kelompok, bahan-bahan lomba sehingga apa yang dihasilkan adalah bentuk kreatifitas. Bentuknya bermacam-macam, belajarnya bisa dari mana saja dengan pemanfaatan media sosial saat ini.

Komunitas GARAM dimulai dari Paroki Santo Yoseph Palembang, timnya dari lintas paroki. Setiap sabtu dan minggu ada petugas yang jaga untuk menerima barang bekas menyortir dan mengelola barang-barang bekas tersebut.

“Kami mengundang umat paroki Santo Yoseph mari bersama-sama bersih-bersih rumah dan dikumpulkan di paroki. Mari bersama-sama bergandengan tangan sehingga tempat kita jadi bersih, aman dari penyakit dan bebas dari bencana serta menciptakan budaya bersih,” tutupnya.

Baca Juga: Lagi-lagi Palembang Dilanda Banjir, Ini Kata Pengamat