Banjarmasin, Sonora.ID - Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Banjarmasin selama tahun 2022, menunjukan tanda-tanda memprihatinkan.
Berdasarkan data Dinas Kesehatan (Dinkes) yang diterima Smart FM Banjarmasin, tercatat ada 60 kasus DBD sejak Januari hingga Desember. Dengan dua kasus kematian.
Angka tersebut melonjak tajam, jika dibandingkan dengan kasus DBD tahun sebelumnya, yang hanya terdapat 11 kasus.
Adapun golongan umur yang rentan terserang gigitan aedes aegypti itu, yakni 5-14 tahun dan 15-44 tahun.
"Desember ini ada 4 kasus dan masih dalam perawatan. Deteksi dari puskesmas," ucap M. Ramadhan, Kepala Dinkes Banjarmasin, kepada Smart FM Banjarmasin.
Terkait gejala DBD antara lain Demam tinggi secara mendadak, gejala nyeri kepala, nyeri belakang bola mata dan nyeri pada perut. Lalu muncul bintik tanda ruam atau bintik merah.
Baca Juga: Kondisi Cuaca Tak Menentu, Kasus DBD di Sragen Alami Peningkatan
Tidak disertai batuk atau sakit tenggorokan, trombosit dan leukosit turun. Lalu, terjadi peningkatan hematokrit 20 persen dan perdarahan hidung, mulut serta gusi.
Oleh karena itu, Ia pun lantas mengimbau, agar masyarakat bisa memberantas sarang nyamuk di lingkungan masing-masing
"Kalau begadang di luar rumah gunakan lotion anti nyamuk," imbaunya.
Sekedar diketahui, salah satu cara yang bisa dilakukan adalah menggalakkan PSN (pemberantasan sarang nyamuk) di sekitar tempat tinggal masing-masing.
Serta melaksanakan 5 M, yakni menguras bak mandi, menutup tempat penampungan air dan mengubur barang bekas yang berpotensi menjadi tempat berkembang biak nyamuk, serta membuang kaleng bekas dan memasukkan ikan cupang atau bubuk abate ke dalam setiap genangan air.
Baca berita update lainnya dari Sonora.ID di Google News