Palembang, Sonora.ID - Pemerintah melalui Perpres 72 tahun 2021 menargetkan terjadi angka penurunan angka stunting secara nasional menjadi 14%.
Sumsel saat masih berada diangka 24,8%, sementara nasional 24,4%, artinya masih butuh kerja keras dan komitmen untuk menurunkan angka stunting di Sumsel.
Dalam acara Forum Koordinasi Jurnalis Perwakilan BKKBN Prov. Sumsel (17/12/2022) di Sedang Raja Resto, Mukminin - Sekretaris Perwakilan BKKBN Prov. Sumsel mengatakan bahwa salah satu upaya pencegahan dan penurunan angka stunting, BKKBN Sumsel menghadirkan program Bapak Asuh, program BKKBN untuk merangkul pihak-pihak yang bisa, mau dan berkomitmen membantu mempercepat penurunan stunting dengan menggandeng perusahaan-perusahaan CSR.
Di Palembang sudah ada perusahaan yang ikut dalam program bapak asuh ini diantaranya PDAM, Dandim, BSI. Harapannya akan semakin banyak lagi yang bisa berkontribusi bapak asuh atau bunda asuh stunting terutama dinas-dinas, OPD yang bersedia, Perwakilan BKKBN Sumsel akan siap memfasilitasi.
Baca Juga: Turunkan Angka Stunting, BKKBN Sumsel Harapkan Komitmen Seluruh Sektor
"Tahun ini sudah dilakukan dan disosialisasikan di kabupaten, kota untuk menggalakkan dan mengundang siapa yang bersedia dan berkomitmen menjadi bapak asuh stunting. Mereka akan memberi makanan tambahan 15 ribu per hari kepada keluarga yang terdapat anggota keluarganya stunting," ujarnya.
Ia menambahkan untuk pencegahan stunting BKKBN berkoordinasi dengan lintas sektor tentang keputusan gubernur tim percepatan penurunan stunting (tppps). Semua sektor dirangkul membantu penurunan stunting.
Dedy Irawan - Kabid kesmas Dinkes Prov. Sumsel mengatakan salah satu upaya mencegah stunting adalah menemukan pola asuh yang tepat diantaranya ibu hamil diwajibkan minum tablet tambah darah selama kehamilan, memberikan asi eksklusif, akses bahan makanan bergizi yang mudah, akses air bersih yang tersedia, serta pentingnya pemenuhan gizi di 1000 hari kelahiran.
Wadil Mukodas - Perwakilan Bappeda Sumsel mengatakan salah satu penyebab banyaknya kasus stunting di daerah perairan karena banyak orang tua yang menjual seluruh hasil tangkapan ikan diganti dengan makanan ringan seperti ciki-ciki, mereka berprinsip yang penting anaknya kenyang. Hal ini termasuk dalam pola asuh yang salah, ujarnya.
Baca berita update lainnya dari Sonora.id di Google News
Baca Juga: Refleksi Audit Kasus Stunting Salah Satu Solusi Perencanaan Percepatan Penurunan Stunting