Find Us On Social Media :
Kepala Dinas Kesehatan Kalsel, Diauddin (Smart Banjarmasin/Razie)

DBD di Kalsel Meningkat, Kota Banjarbaru & Kabupaten Banjar Tertinggi

Fakhrurazi - Selasa, 20 Desember 2022 | 21:10 WIB

Banjarmasin, Sonora.ID – Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kalimantan Selatan (Kalsel) mengalami peningkatan yang cukup signifikan dalam sepekan terakhir.

Terdapat sejumlah daerah dengan tingkat penularan tertinggi, di antaranya Kota Banjarbaru dan Kabupaten Banjar.

Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kalsel, pada minggu ke-49 tahun 2022, angka DBD di Kabupaten Banjar tercatat sebanyak 24 kasus, atau dua kali lipat lebih dibanding jumlah kasus minggu sebelumnya yang hanya mencapai 11 kasus.

Sementara di Kota Banjarbaru, terlaporkan ada 23 kasus di pekan ke-49 2022, dari 16 kasus di minggu sebelumnya.

“Dari awal tahun jumlahnya sebanyak 764 kasus (DBD), ada 6 kabupaten yang mengalami peningkatan kasus DBD,” ujar Kepala Dinas Kesehatan Kalsel, Diauddin, saat ditemui di ruang kerjanya, pada Selasa (20/12).

Baca Juga: Mengkhawatirkan! Kasus DBD di Banjarmasin 2022 Melonjak Tajam

Melihat peningkatan kasus penyakit yang disebabkan nyamuk Aedes Aegypti tersebut, Diauddin mengingatkan masyarakat, menggiatkan lagi gotong royong untuk membersihkan lingkungan tempat tinggal masing-masing, agar tidak ada lagi tempat bagi nyamuk untuk berkembang biak

“Tidak ada pilihan lain, kita harus terus bergotong royong membersihkan lingkungan masing-masing,” himbaunya.

Di sisi lain, jajaran Dinas Kesehatan menurut Diaudin terus meningkatkan kewaspadaan terhadap penularan DBD ini, salah satunya melalui sosialisasi kepada masyarakat tentang bahaya dan cara pencegahan penularan DBD.

“Kita punya Jumantik (Juru Pemantau Jentik), mereka yang sering mengingatkan dan mengedukasi masyarakat terkait DBD,” bebernya lagi.

Terkait pengajuan fogging, tindakan pengasapan asap itu menurutnya tidak serta merta dapat dilakukan, melainkan harus melalui berbagai tahapan.

Syarat utama menurut Diauddin adanya temuan kasus DBD di lingkungan warga yang mengusulkan fogging. Selanjutnya ada kepastian, di lokasi yang disulkan benar-benar ada sarang atau jentik nyamuk Aedes Aegypti.

“Setelah ada komitmen dari masyarakat untuk membersihkan lingkungan, baru lah bisa dilakukan fogging,” pungkasnya.

Baca berita update lainnya dari Sonora.ID di Google News.