Find Us On Social Media :
Ilustrasi Khotbah Tahun Baru 2023 (Freepik.com)

4 Khotbah Tahun Baru 2023, Harapan dan Doa untuk Lebih Baik

Prameswari Sasmita - Jumat, 30 Desember 2022 | 16:00 WIB

Sonora.ID - Ada berbagai cara untuk merayakan tahun baru 2023 yang biasanya juga dilakukan pada tahun baru-tahun baru sebelumnya.

Ada beberapa tradisi seperti berkumpul bersama dengan keluarga, memberikan evaluasi, harapan, dan rencana untuk tahun yang akan datang. Ada juga yang mendekatkan diri pada Tuhan untuk harapan di tahun mendatang.

Setelah itu semua dilakukan biasanya, barulah pada pesta kembang api dan bakar-bakar bersama dengan orang-orang terdekat.

Umat Kristiani biasanya menggelar ibadah tutup tahun yang berisi evaluasi dan syukur pada tahun sebelumnya, dan harapan serta tekad untuk tahun 2023 yang akan datang.

Baca Juga: 20 Ucapan Selamat Tahun Baru 2023 untuk Atasan dan Rekan Kerja

Berikut ini adalah 4 khotbah tahun baru 2023 yang bisa dijadikan sebagai bahan perenungan.

1. Gunakan Waktu sebagai Karunia Tuhan

Saudaraku yang dikasihi dan mengasihi Tuhan, Kitab Pengkhotbah ditulis kira-kira abad ke 4 sampai ke 3 SM, dimana keadaan Israel digambarkan begitu muram. Secara politis Israel hidup dibawah kekuasaan penjajah silih berganti. Mulai Penjajah Babil, kemudian Madai, Persia dan sejak tahun 332 SM dijajah Yunani. Kekerasan, penindasan, perang, kriminalitas dan penderitaan terjadi silih berganti. Tidak ada perbaikan masyarakat. Raja Al Masih yang dinantikan belum datang-datang. Nabi-nabi tidak muncul, Firman Tuhan yang menyegarkan menjadi langka, sehingga seorang ahli hikmat (pengkhotbah) menyatakan bahwa tidak ada sesuatu yang baru di bumi, segalanya sia-sia."Untuk segala sesuatu ada masanya" (3:1a), kata Pengkhotbah. Dalam sukacita waktu terasa begitu cepat, namun di waktu menderita waktu berjalan begitu lambat. Namun sebenarnya itu hanyalah persepsi manusia saja. Kata waktu di dalam Bahasa Yunaninya dipakai dua kata: pertama, kronos, yaitu suatu proses dari peristiwa dan keadaan yang berawal dan berakhir. Proses ini seperti titik-titik yang membentuk garis. Yang kedua, Kairos artinya kesempatan. Bahwa setiap titik itu tidak akan terjadi lagi, oleh karena itu ia menjadi kesempatan yang tiada duanya untuk diisi. Jikalau dibandingkan dengan umur bumi dan planet-planet alam semesta yang jutaan tahun, lebih-lebih keabadian, waktu manusia sebenarnya sangat singkat dan sangat sementara sekali (Mzm 89:48; 90:5-7,10). Manusia hanya seperti titik atau debu yang kecil sekali. Dalam waktu yang sangat singkat itu berisi beraneka ragam peristiwa dan keadaan, bahkan yang bertentangan antara satu dengan yang lain. Seolah tidak ada yang pasti, otak manusia tidak ada yang mampu menggapai. Banyak orang bingung!

Manusia bingung, karena hanya mengetahui sekeping kecil waktu. Namun bagi Tuhan Sang Pencipta waktu, Dia mengetahui waktu tersebut secara utuh. Bahkan Dia mengaturnya dan mengarahkannya dengan cermat, sehingga tidak ada yang "kebetulan" bagi-Nya. Oleh karena itu hanya Dialah yang dapat diandalkan untuk menjadi dasar berdiri teguh di tengah berbagai guncangan dan penjungkir-balikan ketidakpastian dan ancaman penyirnaan ini. Bersama Tuhan Sang Pencipta, Pengatur dan Pengarah waktu itulah kita melangkahkan kaki memasuki tahun 2021 ini. Maka berita Pengkhotbah, bahwa di tengah kesia-siaan ini janganlah hidup kita menjadi sia-sia juga. Hiduplah secara positip terhadap waktu, pekerjaan dan keluarga.

Betapa pentingnya tiap titik waktu yang kita miliki untuk kita isi dan gunakan dengan benar. Sebab Dia tidak hanya akan membuat segala sesuatu indah dan bermakna pada waktunya saja, melainkan juga akan memberikan kekekalan dalam hati kita (3:11). Betapa indahnya, di tengah dunia yang tidak sempurna, kemampuan manusia yang serba terbatas dan penuh kefanaan, kita dapat melihat dan mengimani apa yang melampaui apa yang kelihatan dan segera berlalu ini, yakni karya dan pengaturan Tuhan yang utuh akan waktu, bahkan tujuan Tuhan yang akan membawa kepada kekekalan masa depan setelah waktu itu sendiri berakhir. Hal itu akan membawa hidup kita tidak diombang ambingkan oleh gebyar nilai-nilai dunia yang serba terbatas dan fana ini, melainkan dituntun dan ditentukan oleh nilai-nilai kekekalan. Itulah yang akan membawa kepada hidup penuh hikmat dan ketenangan.