Bandung, Sonora.ID - Sejumlah strategi pemenangan tengah dipersiapkan oleh berbagai kubu untuk pertarungan politik dalam Pemilihan Umum (Pemilu) 2024.
"Jangan salah, mulai tahun 2023 suhu politik akan sangat terasa. Secara nasional nanti semakin terlihat persaingannya, yang pasti semuanya sedang dipersiapkan oleh masing-masing kubu," ucap Guru Besar Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Padjadjaran (UNPAD) Bandung, Muradi pada seminar Outlook Politik 2023 yang digelar oleh Indonesian Politics Research and Consulting (IPRC) di Bandung, Jumat (30/12/2022).
"Semua kubu pastinya nanti akan memperebutkan Jawa Barat yang selalu jadi barometer politik," tegas Muradi.
Disinggung mengenai siapa saja sosok yang akan maju di perhelatan Pemilu 2024, Muradi menyebut pada pencalonan presiden dan wakil presiden nanti akan memunculkan banyak nama, tapi hanya dua pasangan yang diprediksi akan bertarung.
"Ya, kalau nama-nama atau siapa-siapanya yang sudah sering kita dengar dan berseliweran di berbagai media itu, kan, ada nama Prabowo Subianto, Ridwan Kamil, Anies Baswedan, Ganjar Pranowo," sebut Muradi.
"Bahkan mantan panglima, Pak Andhika Perkasa, nama beliau juga digadang-gadang masuk bursa pecalonan," imbuhnya.
Namun demikian, lanjut Muradi, dari sekian nama yang muncul, hanya ada dua pasangan calon yang diprediksi akan bersaing ketat.
"Mereka itu pasangan Prabowo Subianto dengan Ganjar Pranowo, dan Anies Baswedan dengan pasangannya. Nah pasangan Pak Anies ini namanya belum muncul," kata Muradi.
"Pasangan Pak Anies belum ketahuan. Pastinya beliau juga nanti akan memilih pasangan yang tepat dan lebih kompetitif," ungkap Muradi.
Sedangkan mengenai Ridwan Kamil, Muradi mengatakan, bahwa Ridwan Kamil harus segera memilih partai politik sebagai kendaraannya.
"Kang Emil atau Ridwan Kamil itu saya sarankan harus segera masuk jadi anggota parpol. Beliau jika ingin maju di tingkat nasional, mau tidak mau harus menjadi kader partai. Akan sangat berbeda jika Ridwan Kamil ingin meneruskan karir politiknya di Jawa Barat atau maju ke DKI Jakarta sebagai gubernur," papar Muradi.
"Ya kalau mau di DKI atau tetap di Jabar tidak perlu menjadi anggota partai. Kebutuhan beliau itu ya harus menjadi anggota atau kader partai jika memang benar-benar ingin maju di Pilpres," pungkas Muradi.