Sonora.ID - Membaca dongeng pendek untuk anak SD bisa dilakukan sebagai pengantar tidur.
Dongeng adalah salah satu cerita rakyat (folktale) yang berasal dari berbagai daerah.
Dongeng jadi salah satu hiburan favorit anak-anak karena ceritanya yang menyenangkan namun sarat akan makna.
Dongeng bisa menjadi sarana pendidikan karakter untuk anak.
Karena begitu banyak manfaatnya, tak heran banyak orang tua rutin membacakan dongeng pendek untuk anak-anaknya.
Berikut beberapa referensi dongeng yang bisa dibacakan sebagai pengantar tidur.
Baca Juga: 6 Contoh Dongeng sebelum Tidur buat Pacar, Lucu dan Romantis!
Dongeng Pendek untuk Anak SD
1. Malin Kundang
Pada dahulu kala, hiduplah seorang perempuan miskin bersama anak tunggalnya, bernama Malin Kundang. Sehari-hari perempuan itu bekerja sebagai nelayan. Namun, penghasilannya tidak bisa mencukupi kebutuhan sehari-hari sehingga mereka hidup berkekurangan.
Saat Malin Kundang beranjak dewasa, dia memutuskan untuk merantau ke kota untuk mengadu nasib di sana. Meskipun berat hati, ibunya pun mengizinkan Malin untuk merantau. Beberapa tahun kemudian, Malin berhasil mengubah nasibnya. Dia telah menjadi saudagar yang kaya raya serta juga mempersunting seorang perempuan bangsawan yang sangat cantik.
Suatu hari Malin ingin melihat keadaan desanya yang sudah lama ditinggali selama bertahun-tahun. Dia datang membawa banyak uang untuk dibagi-bagikan kepada para penduduk. Penduduk di desanya sangat senang. Di antara mereka ada yang mengenali Malin, yakni tetangganya sendiri. Orang itu pun segera pergi serta hendak memberikan kabar gembira tersebut kepada ibu Malin.
“Ibu, apakah kau sudah tahu, anakmu Malin sekarang telah menjadi orang kaya,” seru tetangga itu.
“Dari mana kau tahu itu? Selama ini aku tak pernah mendapat kabar darinya,” ucap ibu Malin, terkejut.
“Sekarang pergilah ke dermaga. Anakmu Malin ada di sana. Dia terlihat sangat tampan, dan istrinya juga sangat rupawan,” ucap tetangganya.
Ibu Malin tak percaya. Matanya berkaca-kaca. Sungguh, ia sangat merindukan anaknya selama beberapa tahun ini. Maka ia pun segera berlari menuju dermaga. Benar saja, di sana terlihat Malin dengan istrinya yang sangat rupawan.
“Malin, anakku, mengapa kau pergi begitu lama tanpa mengirimkan kabar?” katanya sambil memeluk Malin Kundang.
Malin yang merasa malu mengakui ibunya yang berpakaian lusuh tersebut bergegas melepaskan pelukan ibunya.
“Apa benar orang tua ini adalah ibumu?” tanya istri Malin, bingung.
“Dia bukan ibuku, dia pengemis yang mengaku-ngaku sebagai ibuku,” jawab Malin.