Denpasar, Sonora.ID - Umat Hindu di Bali pada Sabtu (14/1/2023) ini akan merayakan Hari Raya Kuningan yang masih satu rangkaian acara dengan Hari Suci Galungan yang jatuh pada, Rabu (4/1/2023) lalu.
Hari Raya Kuningan merupakan bagian dari rangkaian Hari Raya Galungan dalam Hindu, yang jatuh pada 10 hari setelah Galungan, yaitu pada Saniscara (Sabtu) Kliwon Wuku Kuningan.
Kata Kuningan memiliki makna “kauningan” yang artinya mencapai peningkatan spiritual dengan cara introspeksi agar terhindar dari mara bahaya.
Makna Hari Raya Kuningan, Meski masih dalam satu rangkaian yang sama dan hanya berbeda hari, makna Hari Raya Kuningan dan Hari Suci Galungan itu berbeda.
Baca Juga: Sejarah Hari Raya Galungan dan Kuningan, Memaknai Kemenangan Kebenaran Melawan Kejahatan
Galungan diperingati untuk menyambut turunnya dewa dan leluhur ke bumi untuk menemui keluarganya.
Adapun Kuningan digelar untuk memperingati kembalinya para dewa dan leluhur ke surga setelah bertemu keturunannya.
"Kalau Kuningan, dewa-dewa leluhur kembali ke surga. Puncaknya tetap di Galungan. Kuningan itu mereka sudah kembali," kata Guru Besar Ilmu Pariwisata Universitas Udayana Bali I Gede Pitana, dikutip dari Kompas.com.
Dikutip dari Bhagawan Dwija mengatakan makna dari Kuningan adalah mengadakan janji/pemberitahuan/nguningang baik kepada diri sendiri, maupun kepada Ida Sanghyang Parama Kawi, bahwa dalam kehidupan kita akan selalu berusaha memenangkan dharma dan mengalahkan adharma (antara lain bhuta dungulan, bhuta galungan dan bhuta amangkurat).
Pada Hari Raya Kuningan banten atau sesajen pada setiap desa belum tentu sama, karena memang banten itu beraneka ragam versinya.