Find Us On Social Media :
Contoh instrumen penelitian. (Freepik.com)

Contoh Instrumen Penelitian Lengkap dengan Fungsi dan Jenisnya

Arista Estiningtyas - Jumat, 13 Januari 2023 | 07:00 WIB

Sonora.ID - Mengutip dari laman Gramedia, instrumen penelitian merupakan sebuah alat bantu yang terukur dan teruji secara ilmiah yang digunakan untuk mendapatkan data penelitian.

Instrumen penelitian kuantitatif dan kualitatif pun tidak sama. Pada penelitian kualitatif, instrumen pengumpulan data merupakan peneliti itu sendiri. Peneliti lah yang mengamati, menanyakan, mendengar hingga mengambil data penelitian.

Sedangkan, dalam penelitian kuantitatif biasanya data didapatkan dengan menggunakan angket atau kuesioner. Data tersebut kemudian dikuantifikasikan agar dapat diolah secara statistik.

Fungsi Instrumen Penelitian

Keberadaan instrumen penelitian ini pun memiliki fungsi sebagai alat dalam mengumpulkan data yang diperlukan dalam suatu penelitian.

Selain itu, dengan adanya instrumen penelitian ini maka dapat diketahui sumber daya data yang akan diteliti dan jenis datanya, teknik pengumpulan datanya, instrumen pengumpulan datanya, langkah penyusunan instrumen penelitian tersebut serta dapat diketahui validitas, rebilitas, tingkat kesukaran daya pembeda, dan pengecoh suatu data dalam penelitian.

Baca Juga: Penelitian Sejarah: Pengertian, Langkah-Langkah, dan Contoh

Jenis Instrumen Penelitian

Ada beberapa jenis instrumen penelitian yang dapat digunakan dalam penelitian kuantitatif maupun kualitatif di antaranya adalah sebagai berikut.

  1. Observasi: metode ini dipakai seorang peneliti untuk mengamati perilaku atau situasi individu. Ada dua jenis observasi yakni observasi partisipan dan observasi non-partisipan. Dalam observasi partisipan, peneliti adalah anggota kelompok yang akan diamati. Sebaliknya dalam pengamatan non-partisipan, peneliti bukan anggota kelompok yang akan diamati. 
  2. Kuesioner: instrumen yang berisi daftar pertanyaan yang dirancang secara valid, reliabel, tidak palsu dan digunakan untuk mengumpulkan data penelitian dari responden. 
  3. Wawancara: peneliti mengumpulkan informasi dari responden melalui interaksi verbal dengan terlebih dahulu menyiapkan daftar pertanyaan terstruktur yang berkaitan dengan penelitian. 
  4. Diskusi Kelompok Terfokus (Focus Group Discussion): layaknya konferensi mini, yakni anggota kelompok (tidak lebih dari 10 orang) berkumpul di lokasi yang kondusif. Sebelum pelaksanaan FGD, peneliti juga harus mendapatkan persetujuan dari partisipan terlebih dahulu. Selain itu, peneliti harus merancang panduan FGD yang berisi garis besar untuk menangkap variabel yang menarik.
  5. Tes: berupa serangkaian pertanyaan, latihan, lembar kerja dan lain sebagainya yang memiliki tujuan sebagai alat ukur keterampilan, intelegensi yang dimiliki oleh suatu individu atau kelompok yang menjadi subjek penelitian.
  6. Dokumentasi: Dokumentasi merujuk kepada barang-barang tertulis yang digunakan peneliti untuk memperoleh data.
  7. Eksperimen: peneliti melakukan beberapa percobaan dalam pengaturan laboratorium untuk menguji beberapa reaksi yang mungkin terjadi pada objek penelitian.
  8. Skala Bertingkat atau Rating: suatu ukuran objektif yang dibuat berskala guna memudahkan peneliti untuk memberikan gambaran penampilan yang kemudian dapat menunjukkan frekuensi munculnya sifat-sifat tertentu.

Contoh Instrumen Penelitian

Lampiran 1. Draf Wawancara (Instrumen Penelitian)

Dalam hal ini, peneliti melakukan wawancara dengan Bapak H. Abu Bakar selaku manajer Koperasi Pondok Pesantren Manba’ul ‘Ulum dan Nina Zuliani selaku pembukuan. Adapun draf wawancara yang digunakan adalah sebagai berikut:

Draf Wawancara untuk Bapak H. Abu Bakar

  1. Terkait dengan produk pembiayaan yang ada di Koperasi Pondok Pesantren Manba’ul ‘Ulum, pembiayaan bagi hasil manakah yang mampu mendominasi seluruh pembiayaan yang ada?
  2. Bagaimanakah proses melakukan pembiayaan mudharabah di Koperasi Pondok Pesantren Manba’ul ‘Ulum?
  3. Apa maksud dan tujuan penerapan konsep mudharabah?
  4. Apa yang menjadi target pasar dari penyaluran mudharabah?
  5. Jenis pembiayaan apa (usaha) saja yang dibiayai pembiayaan mudharabah?
  6. Kebijakan apa yang diambil untuk menghindari risiko pembiayaan mudharabah?
  7. Bagaimanakah sistem pembagian hasil pembiayaan mudharabah? Apakah untuk masing-masing jenis usaha berbeda, serta apakah jangka waktu pembiayaan juga akan memengaruhi bagi hasil atas usaha?
  8. Dalam perhitungan pembagian margin, apakah dalam bentuk persentase atau nominal?
  9. Bagaimana sistem dan prosedur pembayaran dan pelunasan pembiayaan mudharabah?
  10. Selama menerapkan konsep mudharabah, kendala apa saja yang cukup menghambat proses pelaksanaan?

Baca Juga: 11 Contoh Manfaat Penelitian beserta Penjelasan dan Jenisnya

Baca berita update lainnya dari Sonora.id di Google News.