Sonora.ID - Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta pimpinan daerah untuk menurunkan angka kemiskinan ekstrem hingga mencapai target 0 persen pada tahun 2024 mendatang. Jokowi menyebut masih ada 14 provinsi yang angka kemiskinan ekstremnya masih diatas rata-rata nasional.
Hal ini disampaikan Presiden Jokowi saat memberikan arahan pada Rakornas Kepala Daerah dan Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Se-Indonesia Tahun 2023 di Sentul International Convention Center, Bogor, Jawa Barat pada Selasa (17/01/2023).
Pada acara tersebut turut pula dihadiri oleh seluruh jajaran Menteri dan Kepala Lembaga yang ada di Kabinet Indonesia Maju, Para Gubernur, Bupati, Walikota, beserta Forkopimda Se-Indonesia.
"Target kita di 2024 kemiskinan ekstrem ini harus berada pada 0 persen. Ini target yang tidak mudah. Di 2022, masih 2 persen dan 14 provinsi di atas nasional. Semuanya sudah ada datanya, artinya targetnya siapa, sasarannya siapa sudah ada semuanya. Penanganannya seperti apa juga saya kira saya sudah tidak usah menyampaikan lagi. Intervensi apa yang harus dilakukan, semua pemda sudah tahu apa yang harus dilakukan," ujar Jokowi.
Selain itu, Jokowi meminta agar para kepala daerah bisa menekan angka stunting di daerahnya masing-masing. Hal tersebut penting, karena Indonesia akan menghadapi momentum bonus demografi yang puncaknya pada tahun 2030-2035 sehingga pengembangan sumber daya manusia terus dioptimalkan.
"Target kita di tahun 2024 harus berada di bawah 14 persen. Bukan hal yang mudah, tetapi sekali lagi kalau kerja keras kita seperti saat kita bekerja mengatasi pandemi, saya yakin ini bukan persoalan yang susah diselesaikan. Karena datanya ada," kata Jokowi.
Sejalan dengan hal tersebut, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy menjadi narasumber pada acara tersebut membahas tentang percepatan peningkatan kesejahteraan sosial dan penanganan masalah-masalah sosial.
Ia menyebut percepatan peningkatan kesejahteraan sosial dapat dilakukan dengan mengatasi kemiskinan ekstrem, percepatan penurunan angka stunting, serta melakukan revitalisasi pendidikan dan pelatihan vokasi.
Berbagai upaya yang telah dilakukan untuk pengentasan kemiskinan ekstrem salah satunya melalui pemanfaatan momentum bonus demografi di Indonesia. Dengan hadirnya bonus demografi tersebut maka angkatan kerja Indonesia juga akan meningkat.
Baca Juga: Edi Kamtono Sebut TPID Rutin Monitoring Harga Bahan Pokok, Terkait Arahan Jokowi