Find Us On Social Media :
Penaburan garam pada operasi TMC untuk mengurangi dampak cuaca buruk di Sulsel (Dok BPBD Sulsel)

TMC di Sulsel Gunakan 16.500 Kilogram Garam, Kurangi Potensi Bencana Hidrometereologi

Dian Mega Safitri - Senin, 23 Januari 2023 | 12:50 WIB

Makassar, Sonora.ID - Operasi dalam rangka mengurangi risiko bencana hidrometeorologi dengan menerapkan Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) resmi ditutup pada Minggu, 22 Januari 2023. Diketahui, operasi TMC di Sulawesi Selatan telah berlangsung selama 11 hari.

Penerapan TMC merupakan inisiatif Gubernur Sulsel Andi Sudirman Sulaiman untuk mengantisipasi dampak cuaca esktrem di wilayahnya. Sebelumnya, pelaksaanaan TMC berhasul menghalau cuaca buruk di Pulau Jawa untuk Natal dan Tahun Baru. Sulawesi Selatan adalah Provinsi pertama yang menggunakan TMC di luar Jawa.

“Alhamdulillah dengan koordinasi yang baik kita dapat melaksanakan kegiatan TMC ini sebagai ikhtiar untuk mengurangi resiko bencana hidrometereologi di Sulsel,” kata Gubernur Andi Sudirman Sulaiman.

Untuk itu, Andi Sudirman mengucapkan terima kasih seluruh stakeholder yang terlibat. Seperti Badan Penanggulangan Bencana (BNPB), BPBD Sulsel, Badan Metereologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Lanud Hasanuddin Makassar dan PT Songo Aviasi Indonesia (SAI) dan operator PT Smart Cakrawala Aviation.

Baca Juga: Cegah Banjir, TNI AU Terbangkan Pesawat CN 295 Guna Modifikasi Cuaca

Kepala Pelaksana BPBD Sulsel, Amson Padolo mengatakan, berdasarkan data yang dirilis BNPB sebelumnya, Sulawesi Selatan masuk pada zona cuaca ekstrem tertanggal 12 hingga 21 Januari.

“Sesuai hasil TMC kita mampu melewati cuaca ektreme, sehingga bahaya terkait bencana hidrometeorologi dapat kita hindari,” sebut Amson.

Amson menjelaskan, TMC di Sulsel dilakukan dengan mengerahkan satu unit pesawat penabur Cessna Grand Caravan 208 dengan registrasi PK-SNM milik TNI AU. Pesawat yang mampu terbang dalam dua jam itu bisa melakukan penyemaian sebanyak 800 - 1.000 kilogram per sortinya. "Dalam sehari dapat melakukan hingga tiga kali penerbangan. Total ada sebanyak 16.500 Kg bahan semai telah tebarkan," ujarnya.

Sementara itu, Direktur Dukungan Sumber Daya Darurat BNPB, Rustian menambahkan, pelaksanaan TMC didasarkan pada data dari BRIN dan BMKG dengan mencermati cuaca dan awan. “Tergantung dari situasi, kajian bisa 900 Kg sampai 1 ton per penerbangan. Minimal 800 Kg,” sebut Rustian.

Penerbangan penyemaian diarahkan di sisi Barat Laut, Barat dan Barat Daya Selatan untuk menghalau awan-awan potensial yang mengarah ke daratan. Awan-awan potensial tersebut turun menjadi hujan di atas perairan Selat Makassar sehingga dapat mengurangi jumlah curah hujan yang masuk ke daratan.

Teknik modifikasi cuaca, kata Rustian, pertama kali dilaksanakan di Sulsel. Ia berharap, TMC dapat memitigasi bencana banjir, abrasi dan tanah longsor di wilayah Sulsel.

Baca berita update lainnya dari Sonora.id di Google News