Sonora.ID – Bagi kamu yang sedang mempersiapkan pernikahan dengan adat minang, penting untuk mengetahui apa saja rangkaian prosesi pernikahan adat minang dan susunan acaranya.
Prosesi pernikahan adat minang cukup melibatkan pihak-pihak keluarga besar terutama untuk pihak perempuan.
Setiap rangkaiannya juga memiliki makna yang mendalam. Acara pernikahannya pun tidak hanya berlangsung satu hari.
Namun ada beberapa prosesi yang dijalankan dari beberapa hari sebelum hari pernikahan, sampai setelah hari pernikahan selesai pun, prosesi pernikahan adat Padang masih berlanjut.
Namun jangan khawatir, karena Sonora.ID telah merangkum rangkaian prosesi pernikahan adat minang beserta susunan acaranya, berikut ini.
Baca Juga: 10 Hantaran Lamaran Sederhana, Namun Tetap Penuh Makna dan Berguna
Syarat-Syarat Pernikahan Adat Padang
Menurut Fiony Sukmasari dalam bukunya yang berjudul "Perkawinan Adat Minangkabau" syarat-syarat pernikahan adat Padang adalah sebagai berikut:
- Kedua calon mempelai harus beragama Islam.
- Kedua calon mempelai tidak sedarah atau tidak berasal dari suku yang sama, kecuali pesukuan itu berasal dari nagari atau luhak yang lain.
- Kedua calon mempelai dapat saling menghormati dan menghargai orang tua dan keluarga kedua belah pihak.
- Calon suami (marapulai) harus sudah mempunyai sumber penghasilan untuk dapat menjamin kehidupan keluarganya.
Perkawinan yang dilakukan tanpa memenuhi semua syarat diatas dianggap perkawinan sumbang, atau perkawinan yang tidak memenuhi syarat menurut adat Minang.
Proses Pernikahan Adat Padang
Berikut ini adalah rangkaian prosesi pernikahan adat Minang beserta maknanya.
- Maresek. Yaitu tahapan pertama dimana keluarga perempuan mendatangi pihak keluarga laki-laki untuk mencari tahu apakah calon laki-laki tersebut cocok dengan calon perempuannya.
- Manimang dan batimbang tando. Dilakukan jika calon laki-laki diterima maka kedua keluarga akan bertukar simbol sebagai pengikat perjanjian dan tidak bisa diputuskan secara sepihak. Adapun benda yang ditukarkan adalah benda pusaka, seperti keris, kain adat, atau benda lain yang memiliki nilai sejarah.
- Mahanta siriah. Proses di mana mempelai meminta izin dan doa restu kepada orang tua, saudara ayah, kakah yang sudah berkeluarga, dan sesepuh yang dihormati. Nah, calon mempelai perempuan akan diwakili oleh kerabat perempuan yang sudah berkeluarga dengan mengantar sirih. Sedangkan pihak laki-laki membawa selapah berisi daun nipah dan tembakau.
- Babako-babaki. Calon mempelai perempuan dijemput dan dibawa ke rumah keluarga ayahnya. Di sana ia akan mendapat nasihat dari para tetua.
- Malam bainai. Yaitu ritual untuk melekatkan tumbukan daun pacar merah di kuku calon pengantin perempuan. Makna dari prosesi ini adalah ungkapan kasih sayang dan doa restu para sesepuh.
- Manjapuik marapulai. Calon pengantin laki-laki dijemput dan dibawa ke rumah calon perempuan untuk melangsungkan akad nikah.
- Penyambutan di rumah anak daro. Proses yang diiringi musik tradisional dan keluarga perempuan menyambut kedatangan mempelai laki-laki.
- Akad nikah. Umumnya dilaksanakan saat hari Jumat siang.
- Bersandiang di pelaminan. Kedua pengantin akan menanti tamu alek salinga alam.
Baca Juga: 5 Contoh Teks Sungkeman Pernikahan yang Singkat Tapi Mengharukan
- Memulangkan Tando. Artinya, tandoatau tanda (barang-barang) yang sebelumnya diberikan sebagai pengikat janji saat lamaran perlu dikembalikan oleh kedua belah pihak.
- Malewakan Gala Marapulai. Pengumuman gelar untuk mempelai pria sebagai tanda penghormatan dan kedewasaan di gerbang kehidupan yang baru. Gelar tersebut diumumkan oleh ninik mamakdari keluarganya.
- Balantuang Kaniang atau Mengadu Kening. Dibimbing oleh seorang sesepuh perempuan, kedua mempelai yang duduk berhadapan harus saling menyentuhkan kening di antara sebuah kipas yang diturunkan perlahan.
- Mangaruak Nasi Kuniang. Pada ritual ini, kedua pengantin perlu mengambil daging ayam yang tersembunyi di dalam nasi kuning. Ini melambangkan bahwa kerjasama antar suami istri benar-benar dibutuhkan untuk menjaga keutuhan rumah tangga.
- Bamain Coki. Coki adalah sebuah permainan tradisional Minang berupa catur. Ini dimainkan oleh dua orang dengan sebuah papan permainan yang menyerupai halma. Bamain coki menyimpan pengharapan agar pasangan pengantin senantiasa diberi kesabaran dan mampu melepaskan egonya masing-masing.
- Tari Payung. Merupakan tarian yang dipersembahkan untuk pengantin baru. Syair lagunya berbunyi "Berbendi-bendi ke sungai tanang" yang mengartikan bahwa pasangan pengantin baru akan pergi ke kola bernama sungai Tanang sebagai bentuk berbulan madu. Payung yang dikenakan oleh para penari menyimbolkan tugas seorang suami yang harus melindungi istrinya.
- Manikam Sajak. Seminggu setelah prosesi akad nikah, pasangan pengantin akan bertandang ke rumah orangtua dan ninik-mamakpengantin pria sambil membawa buah tangan. Ini menjadi bentuk penghormatan kedua pengantin terhadap keluarga besarnya
Baca berita update lainnya dari Sonora.id di Google News.
Baca Juga: 30 Ucapan Pernikahan untuk Sahabat yang Menyentuh Hati dan Mengharukan