Sonora.ID - Memiliki berat badan yang ideal menjadi keinginan banyak orang, karena memang berat badan ideal bisa menjadi modal yang sangat baik untuk kesehatan tubuh dan organ tubuh dapat berfungsi dengan baik.
Tren hidup sehat memang meningkat beberapa tahun belakangan ini, termasuk pengetahuan mengenai berbagai metode diet, salah satunya adalah Intermittent Fasting.
Meski kerap dianggap sebagai pola diet yang aman dan menyenangkan, ternyata Intermittent Fasting tidak bisa dilakukan oleh semua orang, ada beberapa pihak yang perlu konsultasi ke dokter untuk melakukan puasa jendela makan yang satu ini.
Hal ini ditegaskan oleh Dokter Santi dari Medical Centre Kompas Gramedia dalam program Health Corner di Radio Sonora FM.
Pihaknya menyebutkan, dokter akan menentukan lampu hijau, kuning, atau merah untuk beberapa pihak ketika akan melakukan Intermittent Fasting.
Siapa yang tidak boleh melakukan Intermittent Fasting?
“Pada umumnya boleh, tetapi untuk orang-orang pada kondisi tertentu, diperlukan konsultasi lebih lanjut dengan dokter, kepada ahli gizi, apakah lampu hijau, kuning, atau merah untuk melakukan Intermittent Fasting,” tegas Dokter Santi.
Baca Juga: Apa Itu Intermittent Fasting? Dokter: Puasa Tapi Boleh Minum Kalau…
Ini 9 pihak yang tidak disarankan melakukan Intermittent Fasting:
- Orang dengan berat badan di bawah ideal
- Orang dengan gangguan gizi dan/atau gangguan nutrisi
- Pasien Gangguan tiroid
- Pasien gangguan saluran pencernaan, misalnya GERD
- Ibu hamil dan ibu menyusui
- Orang dengan program hamil
- Anak-anak pada masa pertumbuhan / di bawah 18 tahun
- Manula / di atas 70 tahun
- Orang dengan gangguan kejiwaan, terlebih yang terkait dengan makan
Baca berita update lainnya dari Sonora.id di Google News.
Baca Juga: Boro-Boro Langsing! 4 Tren Diet dari TikTok Ini Malah Berujung Maut