Pontianak, Sonora.ID - Hadirnya industri 4.0 menjadi harapan untuk mempercepat kemajuan ekonomi sekaligus tantangan dalam penciptaan kesempatan kerja.
Adapun Industri 4.0 lahir setelah didahului tiga generasi sebelumnya, yaitu generasi pertama mesin uap, generasi kedua elektrifikasi, dan generasi ketiga komputer.
Generasi keempat atau industri 4.0 ialah sistem siber fisik (cyber physical system), dengan digitasi dan interkoneksi produk, rantai nilai (value chains) dan model bisnis. Industri 4.0 juga mencakup riset, jejaring pelaku industri, dan standardisasi.
Digitalisasi dan otomasi menjadi bagian dari aktivitas di era Industri 4.0. Perubahan tersebut kian mempermudah dan mempercepat berbagai aktivitas manusia.
Wali Kota Pontianak Edi Rusdi Kamtono berpendapat, di era Industri 4.0 sekarang ini, masyarakat terutama generasi milenial, harus berpikir inovatif dan kreatif. Sebab seiring tuntutan zaman yang terus berkembang, mereka harus mampu menghadapi perkembangan kemajuan teknologi digital.
"Jika tidak, kita akan ketinggalan dengan negara-negara lainnya yang sudah lebih dulu menerapkan kemajuan teknologi," ujarnya dalam paparan selaku pemateri Kuliah Umum Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas OSO dengan tema 'Membangun Generasi Kreatif di Masa Depan' di Aula Magister Hukum Untan, Kamis (16/2/2023).
Dalam era digitalisasi, lanjutnya, terjadi transformasi dalam berbagai aspek, termasuk di antaranya wirausaha. Industri kreatif menjadi salah satu bisnis yang mulai banyak digeluti oleh masyarakat. Menurutnya, untuk menjadi wirausahawan industri kreatif, hal yang paling penting adalah bagaimana pelaku industri kreatif memiliki kemampuan dan kemauan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda.
"Artinya, berani memulai berbisnis (startup) dan menjadi kreatif serta inovatif dalam mencari ide, meramu sumber daya yang dimiliki," ungkapnya.
Selain itu, dalam menjalankan bisnis industri kreatif, pelaku bisnis ini harus pandai mencari atau memanfaatkan peluang yang ada. Namun demikian, industri kreatif juga tidak terlepas dari risiko yang bisa saja terjadi pada siapapun yang menjalankannya.
"Oleh sebab itu, pelaku industri kreatif juga harus berani menanggung risiko dan menghadapi tantangan," kata Edi.
Kehadiran perguruan tinggi juga berperan dalam mencetak lulusan-lulusan yang bisa diserap dunia bisnis dan industri. Karenanya, lulusan perguruan tinggi harus memiliki bekal untuk memasuki dunia kerja. Hanya mereka yang memiliki bekal plus yang mampu bersaing dalam industri kreatif.
"Bekal plus yang paling baik saat ini adalah kemampuan inovatif dan kreatif," tutupnya.
Baca berita update lainnya dari Sonora.id di Google News