Balikpapan, Sonora.ID - Dalam rangka menjamin keamanan mutu pangan segar yang beredar di masyarakat, Dinas Ketahanan pangan Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) pagi tadi (17/2) mengadakan pengujian Pangan Segar Asal Tumbuhan (PSAT) yang dilakukan secara acak pada wilayah sentra produksi sayuran yang ada di PPU.
"Hal ini dilakukan untuk memastikan pangan asal tumbuhan yang dihasilkan dari proses pasca panen untuk konsumsi, maupun sebagai bahan baku benar-benar layak konsumsi," kata Kepala Bidang Konsumsi dan Keamanan pangan, Dinas Ketahanan Pangan PPU, Gunawan, Jumat, (17/2) siang.
Dia mengatakan PSAT merupakan pangan yang beresiko tinggi terhadap cemaran kimia seperti esidu pestisida, mikotoksin, logam berat yang ada pada saat proses budidaya, panen, pasca panen dan pengangkutan. Dampaknya dapat mengganggu kesehatan manusia, sehingga perlunya dilakukan pengawasan keamanan pangan terhadap pemasukan pangan segar asal tumbuhan tersebut.
Ditambahkannya pengujian pangan ini dilksanakn mulai dari tempat produksi hingga pasar atau pedagang pengumpul.
Pengambilan sampel PSAT ini terdiri dari sayur-sayuran yang dominan di budidayakan dan banyak di konsumsi masayarakat di wilayah Kabupaten PPU.
"Adapun kandungan pestisida yang kami uji adalah pestisida golongan organofosfat dan karbamat serta logam berat dalam hal ini Timbal ( Pb ) dengan menggunakan Uji Rapid Test Kit atau yang dikenal dengan uji cepat menunjukkan bahwa hasil positif dan negative," ungkapnya.
Ditambahkannya bahwa lokasi pengambilan sampel di lakukan di kecamatan Babulu dan di kecamatan Penajam.
Baca Juga: BPS PPU Gelar FGD Kabupaten PPU Dalam Angka Tahap II
Pada sentra produksi sayuran sebanyak 13 sampel pelaku utama dan 8 komoditas sayuran dilakukan uji rapid test dengan rincian komoditas sawi hijau, cabe rawit, tomat, jagung manis, bayam, kangkung, dan sawi daging .
"Alhamdulillah dari seluruh komoditas sayuran yang di uji rapid test semua hasilnya nihil tidak terdeteksi. Hasil ini bisa di pastikan bahwa seluruh komoditas yang di uji aman di konsumsi. Hal ini juga sebagai bagian dari upaya rekomendasi aneka sayuran yang di ambil sampel tidak berbahaya dan di pastikan pada proses budidayanya sudah memenuhi standart, hasil ini diharapkan juga bisa menjadi rekomendasi bagi pelaku usaha sayuran, konsumen dan pelaku usaha makanan," ungkap dia