Sonora.ID – Berikut ini 8 contoh cerpen atau cerita pendek tentang kehidupan sehari-hari.
Semua orang tentu bisa menulis pengalaman pribadi diri sendiri dari kejadian nyata yang bisa dituangkan menjadi sebuah cerita menarik.
Sebab, pada dasarnya tidak ada aturan khusus dalam membuat ceruta selama memiliki struktur tulisan mulai dari pengenalan, pengenalan masalah, klimaks, antiklimaks sebuah tulisan bisa diterima sebagai cerita.
Ketika membuat cerpen dikemas dengan cerita yang padat
Nah, bagi kamu yang pemula dan ingin membuat cerpen, berikut ini ada contoh cerpen tentang kehidupan sehari-hari yang bisa kamu jadikan referensi dilansir dari beberapa sumber:
1. Cerpen Kehidupan Sehari Hari Tentang Tugas Sekolah
Tugas TIK ini cukup membingungkan. Pasalnya Pak Haris selaku guru TIK menyuruh kami membuat video berdurasi 10 menit yang menggambarkan kehidupan kelas. Tugas tersebut menurutnya bisa menjadi cerita kehidupan sehari-hari tentang pelajar di tahun 2022.
Dari 40 orang murid, Pak Haris membaginya empat kelompok. Aku dinobatkan menjadi ketua kelompok satu yang beranggotakan Via, Guntur, Dini, Kiara, Joni, Ridwan, Bakti, Winda, dan Tasya. Padahal, keterampilan mengedit video sangat mengkhawatirkan.
Setelah berdiskusi panjang, akhirnya kami membagi tugas dan menemukan tema video. Untungnya ada Guntur dan Winda yang bisa mengedit video, maka tugas tersebut kuserahkan pada mereka.
Teman-teman yang lain membantuku untuk membuat konsep, menyiapkan properti, dan pengambilan video nantinya.
“Kata Pak Haris dikumpulin dua minggu lagi. Tapi, kita mulai besok ya bikin videonya. Biar cepet beres.” ajakanku tersebut disepakati oleh yang lain.
Kami pun memulai shooting video di hari berikutnya. Tema yang diambil untuk tugas tersebut berkonsep ‘A day in my life’ dan yang menjadi talent-nya adalah Kiara.
Kami pun merekam kegiatan Kiara dimulai dari bangun tidur, pergi ke sekolah, belajar, sampai kembali lagi ke rumah.
Setelah selesai merekam video, tahap berikutnya adalah editing. Namun ternyata, file rekaman ketika Kiara berada di sekolah terhapus.
“Kamu sih nggak hati-hati Joni. file-nya ilang kan,” ujar Via menyalahkan kecerobohan Joni.
“Ya ku kira udah dimasukan ke laptop, Via. Makanya kuapus, memori kameranya penuh tau,” Joni membela diri.
“Udah-udah. Mau nggak mau kita rekam ulang,” Aku menengahi perdebatan mereka. Untungnya, waktu pengumpulan masih lama. Akhirnya kami pun merekam ulang bagian yang hilang tersebut.
Dua minggu berlalu dengan cepat, proses editing pun cuma menghabiskan waktu sekitar lima hari. Di hari H tugas video kami pun dikumpulkan.
Satu per satu, video dari setiap kelompok ditayangkan.
Ada video yang mewawancarai murid serta wali kelas, ada juga yang membuat video tentang hal-hal konyol di dalam kelas. Hingga tiba lah penampilan video dari kelompok kami.