Palembang, Sonora.ID - dr Fifi Sofiah, Sp.A(K) - KSM Kesehatan Anak RSUP dr Mohammad Hoesin Bagian IKA FK Universitas Sriwijaya Palembang kepada Sonora Palembang pada Rabu (22/02/2023) mengatakan bahwa dalam menentukan seorang anak apakah tergolong obesitas atau tidak perlu dilihat dari tinggi badan, dan berat badan dengan membandingkannya pada kurva pertumbuhan.
Apabila aspek yang disebutkan ternyata berada di luar kurva, maka menunjukkan bahwa sang anak mengalami obesitas.
“Kalau overweight masih perlu waspada, kalau obesitas jadi perhatian,” ujarnya.
Obesitas disebabkan oleh faktor genetik dan nongenetik. Apabila salah satu atau kedua orang tuanya obesitas, maka bisa menurun pada anaknya.
Baca Juga: Penyebab Rematik di Usia Muda yang Tidak Bisa Dianggap Sepela
Pola hidup anak juga bisa berpengaruh. Faktor non genetic seperti kurang aktifitas fisik, sosial ekonomi, atau bahkan kebiasaan memesan makanan secara online.
Faktor sosial dari obesitas sendiri yakni pola makan berlebihan, pendapatan orang tua berlebih yang memberi uang jajan yang berlebih, tingkat pendidikan orang tua, dan kurangnya pengetahuan tentang pencegahan obesitas pada anak.
Obesitas perlu dicegah karena lebih mengobati daripada mencegah. Obesitas bisa memicu komplikasi penyakit degenerative seperti darah tinggi, kolesterol, diabetes dan lain-lain.
Anak penderita obesitas perlu diupayakan makan teratur, sarapan di pagi hari, membawa bekal makanan yang sehat dengan proporsi ideal sepertiga karbo, sepertiga protein, sepertiga serat, air putih untuk metabolisme
Baca Juga: Kementerian Kesehatan: Konsumsi Gula Berlebih Berisiko Obesitas
Membatasi makanan siap saji, hindari minuman ringan dan bersoda, batasi anak bermain handphone atau nonton TV, perbanyak aktifitas fisik baik didalam maupun luar ruangan.
Konsisten melakukan kegiatan tiap hari juga dapat mampu mencegah obesitas.
Berita update lainnya dari Sonora.id di Google News.