“Saya contohkan dengan penataan kawasan heritage di Kota Lama Kesawan, bukan hanya sekedar tumpukan besi atau pun batu yang ingin ditata. Tapi lebih jauh bagaimana SDM yang terlibat di dalamnya bisa berkompetisi,” kata Bobby Nasution.
Apalagi, menurut Bobby Nasution, persaingan saat ini tidak hanya sebatas antar daerah, tapi sudah antar negara. Oleh karenanya peningkatan SDM yang dilakukan harus sejalan dengan pemanfaatan digitalisasi secara massif. Seluruh perangkat daerah harus memanfaatkan digitalisasi guna merealisasikan seluruh program pembangunan, termasuk lima program prioritas.
Hadir dalam acara tersebut, Sekda Provinsi Sumut Arief S Trinugroho yang hadir mewakili Gubernur Sumut, Wakil Wali Kota H Aulia Rachman, unsur Forkopimda Kota Medan, Sekda Kota Medan Wiriya Alrahman, Ketua TP PKK Kota Medan Ny Kahiyang Ayu, pimpinan perangkat daerah serta camat dan lurah se-Kota Medan.
“Ini menjadi koreksi dan kita tidak boleh tutup mata. Ini bukan salah masing-masing perangkat daerah, tapi tidak terlepas dari kurangnya pengawasan di dalamnya. Di akhir masa kepemimpinan saya dan Pak Wakil Wali Kota di tahun 2024, kami ingin ada kenang-kenangan tidak hanya berupa bangunan fisik tapi juga sistem yang bisa digunakan secara berkelanjutan,” harapnya.
Di kesampatan itu, menantu Presiden Joko Widodo ini mengapresiasi perangkat daerah yang menunjukkan peningkatan kerja lebih baik, seperti misalnya dalam penanganan stunting yang hari ini sudah dijalankan. Hanya saja, Bobby menilai masih perlu penguatan monitoring atau pengawasan terhadap program tersebut.
Selain itu Bobby Nasution mengingatkan akan pentingnya kolaborasi dalam menjalankan tugas dan tanggung jawab.
Tak lupa Bobby Nasution juga mengingatkan persoalan narkoba, sebab Sumut saat ini peringkat pertama di Indonesia. Jika ditarik lagi, jelasnya, Medan nomor satu penyumbangnya.
Baca berita update lainnya dari Sonora.id di Google News.