Banjarmasin, Sonora.ID – Kantor Perwakilan Badan Kependudukan, Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel) kembali mendapat kunjungan dari pihak legislatif yang ingin mempelajari pencegahan dan penanganan stunting secara lebih mendalam.
Setelah komisi 1 dan 2 DPRD Barito Timur, Kalimantan Tengah, pada pekan lalu, terbaru giliran DPRD Kabupaten Tapin beserta stake holder terkait yang mengunjungi BKKBN Kalsel, tepatnya pada Senin (20/03).
Kunjungan yang dipimpin oleh Ketua Komisi 1 DPRD Kabupaten Tapin, Emi Novita itu langsung diterima Kepala Perwakilan BKKBN Kalsel, Ramlan, di aula lantai 2 BKKBN setempat.
Usai mendengarkan pemaparan awal sang pimpinan tamu, Kepala Perwakilan BKKBN Kalsel, Ramlan, mengapresiasi keberhasilan penanganan stunting di Kabupaten Tapin dalam beberapa tahun terakhir.
Menurut Ramlan, dengan intervensi yang dilakukan pemerintah daerah setempat, prevalensi stunting di Kabupaten Tapin turun drastis di akhir tahun 2022, yakni hanya tersisa 14,5 persen.
Padahal di tahun sebelumnya, angka stunting di kabupaten dengan ibu kota Rantau itu berada di angka 33,5 persen, atau menduduki peringkat kedua tertinggi di Kalsel.
“Penurunan stunting di Kabupaten Tapin mencapai 19 persen. Mereka (KabupatenTapin) sudah hampir mencapai target 14 persen yang ditetapkan pemerintah pusat pada tahun depan,” ucap Ramlan.
Baca Juga: Libur Sebulan, Ini Tugas Para Murid di Banjarmasin Selama Ramadan!
Meski penanganannya sudah berada di jalur yang tepat, Ramlan tetap mendorong pemerintah daerah melakukan intervensi, terutama di beberapa kecamatan yang masih banyak ditemukan kasus stunting.
“Itu misalnya di Kecamatan Candi Laras Utara dan Candi Laras Selatan, di sana kan masih tinggi angka stuntingnya,” sebut Ramlan.
Di sisi lain, ia juga mendorong perusahaan-perusahaan yang beroperasi di wilayah Kabupaten Tapin, untuk lebih intens lagi terlibat dalam penanganan stunting.