Sonora.ID - Bangsa Eropa diketahui telah datang ke Indonesia sejak abad ke-16 dengan tujuan awal hanya untuk berdagang rempah-rempah.
Akan tetapi, lambat laun mereka semakin serakah dengan menerapkan kolonialisme dan imperialisme untuk menguras sumber-sumber kekayaan daerah koloni untuk kepentingan industri negara-negara kolonial.
Penjajahan bangsa asing di Indonesia pun semakin keji di abad 19. Pada abad tersebut pemerintah kolonial Belanda menerapkan sistem tanam paksa, sistem politik liberal, dan sistem politik etis.
Pertengahan abad ke-19 penerapan sistem paksa ini semakin menyimpang. Mereka kerap melakukan pemaksaan kerja pada rakyat Indonesia.
Keberadaan Belanda di Indonesia tersebut kemudian memicu munculnya pro dan kontra terhadap kekuasaan asing di kalangan bangsawan, penguasa, dan golongan lain di masyarakat.
Terlebih tindakan kolonialisasi yang dilakukan Belanda yang juga memberikan dampak negatif yang besar dalam berbagai bidang baik politik, ekonomi, ataupun sosial sehingga memunculkan perlawanan kepada negara kolonial di berbagai daerah.
Ciri Perlawanan Bangsa Indonesia Abad 19
Sebelum abad ke-20, perlawanan bangsa Indonesia memiliki ciri di antaranya adalah sebagai berikut.
- Perjuangan bersifat lokal atau kedaerahan.
- Secara fisik dengan menggunakan senjata tradisional.
- Dipimpin oleh tokoh-tokoh kharismatik seperti bangsawan atau tokoh agama.
- Bersifat sporadis atau musiman.
- Dilakukan tidak serentak karena wilayah-wilayah nusantara sulit dijangkau.
- Belum adanya semangat persatuan dan kesatuan.
- Adanya ketergantungan terhadap sosok pemimpin.
- Menggunakan strategi penyerangan langsung ke pusat kekuatan militer, mendirikan benteng, perang gerilya, hingga berpura-pura menyerah untuk mengulur waktu dan meningkatkan kekuatan militer.
- Adanya latar belakang dan respons perlawanan dari penjajah seperti taktik gencatan senjata untuk menyusun kembali kekuatan, adu domba, monopoli perdagangan dengan dalih kerja sama, dan pendirian korps antigerilya seperti Marchausse.
- Penguasaan teknologi perang yang masih rendah.
Namun, perlawanan semacam ini selalu gagal dan dapat diberantas oleh penjajah hingga pada abad ke-20 dikenal lah sebagai masa pergerakan nasional.
Pada masa ini perjuangan memperjuangkan kemerdekaan telah menggunakan organisasi yang bersifat modern, lebih terarah, bersifat nasional, dan dipelopori oleh kaum terpelajar.
Baca Juga: Kondisi Bangsa Indonesia Sebelum Tahun 1908 yang Jauh dari Kata Merdeka
Baca berita update lainnya dari Sonora.id di Google News.