Find Us On Social Media :
Nuzsep Almigo, PhD - Pakar Applied Psychology ()

Ini Penyebab Flexing dan Cara Menghindarinya

Jati Sasongko - Rabu, 29 Maret 2023 | 18:20 WIB

Palembang, Sonora.ID - Kata flexing tampaknya kembali ramai dipakai oleh para pengguna media sosial.

Nuzsep Almigo, PhD - Pakar Applied Psychology kepada Sonora (27/03/2023) mengatakan bahwa istilah flexing sudah lama ada dan kini muncul kembali setelah adanya media sosial.

Flexing adalah suatu tindakan yang kerap dilakukan secara sengaja atau tidak untuk mendapatkan pengakuan dari orang lain, dengan kata lain minta diakui keberadaannya,” ujarnya.

Flexing muncul karena ada insecure dalam lingkungan atau kurang dihargai sehingga ingin menonjolkan sesuatu yang lain agar dihargai.

Flexing membuat seseorang kurang empati sehingga orang yang melihat akan tidak nyaman atau terganggu.

Flexing muncul bisa karena ada masalah dengan kepribadian, suka mencari perhatian sehingga membutuhkan pengakuan atau ingin diperlakukan lebih oleh orang lain, ingin menonjol dari orang lain.

Baca Juga: Usai Digugat Eks Karyawannya, PT HM Sampoerna Tbk Dituding Lakukan Intervensi!

Flexing bisa disebabkan karena tekanan sosial. Medsos membuat orang terlihat tampilan dari luar saja, membuat orang iri akan keberadaannya.

Menghindarkan diri dari flexing dapat dilakukan dengan cara berfikir kritis, mencari tahu kebenarannya. Buat apa pamer dengan sesuatu yang tidak masuk akal.

Sering melihat kebawah dan jangan terlalu melihat keatas. Melakukan pekerjaan apa yang diketahui bukan untuk pamer.

Bila ingin sharing boleh saja asal dalam bentuk kerja yang terukur seperti prestasi pada umumnya.

Selalu memfilter media sosial, jangan terlalu percaya dengan apa yang terlihat di media sosial karena dapat menjebak kita. Fokus kepada tujuan, sharing atau berbagi bukan untuk mencari jati diri tapi agar bermanfaat untuk orang lain.

Baca Juga: Berikut Cara Cek Apakah Anda Penerima Bantuan STB Gratis atau Tidak