Gorontalo, Sonora.ID – Penanganan pasca panen dan pengolahan produk jagung, khususnya jagung pulut atau jagung ketan masih sangat terbatas.
Hal inilah yang mendorong Amir Halid, dosen program studi agribisnis Universitas Negeri Gorontalo berkolaborasi dengan Pemerintah Kabupaten Gorontalo mengikuti program Kedaireka Kemdikbudristek Tahun 2022.
Topik penelitian yang dilaksanakan Amir Halid adalah model pendampingan kelembagaan, pasca panen produk olahan, dan ekosistem pemasaran digital pada usaha rumah tangga petani jagung pulut atau jagung ketan di Provinsi Gorontalo.
Penelitian yang didanai Matching Fund Kedaireka Kemdikbudristek ini merupakan upaya untuk memeperkuat ketahanan pangan dan antisipasi terhadap isu resesi pangan yang akan muncul.
Pada kesempatan ini, Universitas Negeri Gorontalo juga melibatkan 52 mahasiswa program KKN-MBKM untuk melakukan pendampingan langsung di 6 desa sentra jagung pulut di Kabupaten Gorontalo.
Amir Halid menjelaskan bahwa tujuan utama penelitian yang dilakukannya pada 5 Oktober-17 Desember 2022 adalah mencari produk pangan alternatif berbasis jagung pulut. Salah satu produk hasil penelitiannya adalah beras analog.
“Beras ini terbuat dari jagung pulut dan sagu yang diolah dengan formulasi tertentu. Rasa dan teksturnya mendekati beras asli”, ungkap Amir Halid.
Amir Halid kemudian menjelaskan terdapat empat program yang dilaksanakannya di daerah sasaran antara lain pendampingan cara tanam jagung pulut, penanganan pasca panen yaitu pengolahan jagung pulut menjadi beras analog, pemanfaatan limbah jagung menjadi silase, dan pelatihan kelembagaan dan pemasaran digital.
Baca Juga: Film 'Utu Deng Keke' Berlatar Belakang Daerah Minahasa Utara & Gorontalo Bawa Pesan Toleransi
Ia pun memandang bahwa hilirisasi produk sama pentingnya dengan penanangan sector hulu.
Untuk itu pelatihan penguatan kelembagaan dan pemasaran digital sangat penting. Kelembagaan yang kuat baik melalui kelompok tani maupun industry rumah tangga dapat mengefisienkan biaya produksi.
Selain itu penetrasi pasar menggunakan media sosial dan media digital lainnya.
Sebagai informasi, Kedaireka menghasilkan bukan saja beras analog, tetapi juga ada beberapa olahan produk berbasis jagung pulut lain.
“Jagung pulut yang dulu hanya dikonsumsi sebagai jagung rebus, sekarang dapat dinikmati dalam berbagai produk turunan”, jelas Amir Halid.
Terkait hilirisasi produk, pada akhir penelitian dilaksanakan melalui ajang Expo Nasional dan Gelar Teknopangan di Desa Mulyonegoro, Kabupaten Gorontalo.
Pada kesempatan itu, Bupati Gorontalo Nelson Pomalingo menetapkan bahwa 32 lapak di lokasi tersebut sebagai Sentra Kuliner Jagung di Gorontalo.
Desa Mulyonegoro dipilih sebagai lokasi Sentra Kuliner Jagung karena posisinya yang strategis, berada di jalur Jalan Trans Sulawesi.
Pada kesempatan ini Nelson Pomalingo selaku Bupati Kabupaten Gorontalo memberikan apresiasi terhadap program Matching Fund Kedaireka yang telah turut mengembangkan dan meningkatkan daya saing pangan local Gorontalo yaitu jagung pulut.
Ia juga berharap kolaborasi antara Petani, Pemkab Gorontalo dan Universitas Negeri Gorontalo tidak berhenti sampai disini dan harus berkelanjutan untuk skala yang lebih besar lagi baik produksi maupun pemasaran produk.
Perlu diketahui bahwa pada tahun 2022 lalu, Universitas Negeri Gorontalo merupakan salah satu PTN yang tergabung dalam Konsorsium Patriot Pangan Kampus Merdeka 2022.
Program Patriot Pangan Kampus Merdeka bertujuan mendukung upaya kedaulatan pangan yang dilakukan melalui penelitian maupun pendampingan kepada masyarakat.
Baca berita update lainnya dari Sonora.id di Google News.