Find Us On Social Media :
Foto: Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo saat pembukaan GNPIP Jawa 2023 di Pendopo Kabupaten Purwakarta, Rabu (5/4/2023)/Gun ()

Digitalisasi Dan Hilirisasi Pertanian Di Jawa Untuk Ketahanan Pangan Nasional

Indra Gunawan - Rabu, 5 April 2023 | 17:04 WIB

Purwakarta, Sonora.ID - Sebagai wujud komitmen pemerintah dan Bank Indonesia dalam untuk memperkuat sinergi dan inovasi kebijakan pengendalian harga, telah dicanangkan Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) Jawa, Rabu (5/4/2023), di Purwakarta. 
 
Kegiatan yang merupakan puncak dari rangkaian yang telah diawali di Jawa Timur pada 17 Maret 2023 lalu yang mengusung tema “Sinergi dan Inovasi untuk Ketahanan Pangan Nasional melalui Digitalisasi dan Hilirisasi Pertanian di Jawa: Gemah Ripah Loh Jinawi”. 
 
"Melalui tema tersebut, GNPIP Jawa akan memperkuat dan memperluas penerapan digitalisasi produksi pangan secara end-to-end untuk mendorong produktivitas guna mendukung stabilitas harga dan ketahanan pangan nasional," ucap Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo saat sambutan pembukaan GNPIP Jawa.
 
"Diharapkan juga dapat mewujudkan Jawa sebagai lumbung pangan dan NKRI yang Gemah Ripah Loh Jinawi, Tentrem Subur dan Makmur," tegasnya.
 
Diketahui GNPIP Jawa mengusung 2 program unggulan. Pertama, digitalisasi hulu hilir sisi produksi, paska panen, pergudangan, pengolahan, pemasaran hingga pembiayaan pada sektor pangan melalui optimalisasi peran UMKM termasuk pesantren. 
 
Program tersebut diwujudkan dengan penyusunan bisnis model digital farming melalui penyaluran smart green house kepada UMKM dan pesantren, penyaluran smart farming kepada klaster pangan, penyaluran mesin pengolahan paska panen cabai, peresmian lumbung pangan dengan Rice Milling Unit (RMU) dan Bed Dryer, digitalisasi pemasaran produk dengan start up pertanian, hingga digitalisasi pasar termasuk fasilitasi QRIS bagi pedagang. 
 
Baca Juga: Walikota Medan Dukung Penuh Pembentukan Food Estate untuk Jaga Ketahanan Pangan & Stabilitas Harga
 
Kedua, quick wins pengendalian inflasi pangan jangka pendek yang terdiri dari gelaran operasi pasar dan gelar pangan murah komoditas pangan strategis di 277 titik se-Jawa, perluasan kerjasama antar daerah (KAD), efisiensi distribusi melalui penyediaan jasa logistik dan storage yang terjangkau hingga optimalisasi pengembangan dan pendampingan pupuk organik. 
 
Menurut Perry, penguatan sinergi TPIP/TPID dan GNPIP yang telah berhasil mengendalikan tekanan inflasi pangan pada 2022, diharapkan di tahun 2023 dapat menjadi akselerator langkah konkret bersama untuk mengendalikan tekanan inflasi pangan, mendorong produksi, serta mendukung ketahanan pangan nasional. 
 
Dalam jangka pendek, guna memastikan terkendalinya inflasi menjelang periode Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) dan antisipasi perubahan cuaca siklikal, Bank Indonesia berkomitmen untuk terus memberikan dukungan dalam menjaga terkendalinya inflasi volatile food (VF) dan ekspektasi inflasi melalui penguatan dukungan fasilitasi pasar murah, koordinasi penguatan dan perluasan kerjasama antardaerah (KAD), serta penguatan koordinasi dan komunikasi kebijakan pengendalian inflasi.
 
Sementara itu, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto mengapresiasi sinergi dan koordinasi yang solid dari TPIP-TPID dalam mengendalikan volatile food (VF). Hal ini sebagaimana terindikasi dari realisasi inflasi yang lebih rendah dari perkiraan awal. 
 
"Wilayah Jawa sebagai sentra produksi pangan nasional, memiliki peran yang strategis dalam menjaga ketersediaan pasokan dengan harga yang terjangkau," ungkap Airlangga.
 
Baca Juga: Sumsel Ditetapkan Menjadi Penyanggah Ketahanan Pangan Nasional

"Dalam memitigasi transmisi dari kenaikan harga komoditas global maupun risiko domestik, Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah maupun Bank Indonesia dalam wadah TPIP-TPID harus terus melakukan berbagai extra effort untuk menjaga pencapaian inflasi tetap terkendali," imbuhnya.

Diketahui pula, untuk memitigasi potensi peningkatan harga pangan dan tarif angkutan pada bulan Ramadan dan Idulfitri 2023, beberapa program tengah dilakukan diantaranya pemantauan harga kebutuhan bahan pokok, mengoptimalkan pelaksanaan operasi pasar/bazar pasar murah untuk komoditas pangan strategis, memastikan kelancaran distribusi, serta melakukan sinergi pengawasan baik untuk pangan maupun energi.
 
Dalam kesempatan tersebut, Wakil Gubernur Jawa Barat, Uu Ruzhanul Ulum, menyampaikan apresiasi kepada Pemerintah dan Bank Indonesia yang telah menginisiasi GNPIP khususnya di wilayah Jawa Barat.
 
GNPIP diharapkan dapat mejadi wadah merumuskan langkah-langkah strategis dalam menjaga inflasi daerah. 
 
Uu mengajak seluruh komponen TPID di seluruh Kota/Kabupaten di Jawa Barat untuk terus mendorong implementasi GNPIP guna mengendalikan inflasi pangan dan mendukung pertumbuhan ekonomi. 
 
"Peran strategis Jawa Barat sebagai salah satu lumbung pagi nasional, harus memotivasi daerah lainnya untuk memperkuat ketahanan pangan strategis daerahnya masing-masing," ucap Uu.
 
Baca Juga: Peneliti Menyebut Pemberlakuan PPN pada Sembako Mengancam Ketahanan Pangan Nasional
 
"Ke depan, daerah-daerah sentra produksi perlu bersinergi dan memperluas kerjasama antardaerah (KAD) agar berkontribusi dalam penciptaan stabilitas harga secara regional maupun nasional," pungkas Uu.
 
Hadir dalam acara Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Republik Indonesia, Airlangga Hartanto; Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo; Wakil Gubernur Jawa Barat, Uu Ruzhanul Ulum; Anggota Komisi XI DPR RI; Forkopimda Provinsi Jawa Barat; hingga Bupati/Wailkota se-Jawa Barat.
 
Baca Juga: Pupuk Ber-SNI Jadi Kunci Keberhasilan Ketahanan Pangan Nasional